Tangis Keluarga Korban Longsor Pamekasan Saat Tabur Bunga

CNN Indonesia
Kamis, 25 Feb 2021 20:11 WIB
Sejumlah anggota keluarga mengenang pembicaraan terakhir bersama santri yang menjadi korban longsor di Pamekasan, Madura.
Kondisi bangunan tertimpa longsor di Ponpes Anidhomiyah di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. (CNN Indonesia/Nurus)
Pamekasan, CNN Indonesia --

Tangis keluarga korban longsor di Pondok Pesantren Anidhomiyah, pecah saat hendak mengambil pakaian korban untuk dibawa pulang, Kamis (25/2). Pondok itu berada di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Anggota keluarga korban bahkan ada yang menabur bunga sebagai tanda duka atas musibah yang menimpa lembaga dan keluarga. Demikian dilakukan Ahmad Kurdi keluarga korban Robiatul Natwiyah (13) warga Kecamatan Karang Penang, Sampang.

"Kami berkeyakinan bahwa dengan menabur bunga dan berdoa di lokasi longsor, anak kami insyaallah meninggal dalam keadaan husnulkhatimah," kata Kurdi saat dimintai keterangan CNNIndonesia.com, Kamis (25/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kurdi mengungkapkan mendiang menghubungi terakhir kali untuk meminta kiriman uang. Namun takdir berkata lain. Ia kemudian mendapat telepon dari pimpinan pondok bahwa anaknya meninggal tertimbun longsor.

"Kami pun panik, keluarga tidak menyangka anak tertimpa longsor. Pengasuh meminta kami untuk lapang," ujar Kurdi.

Tangisan juga pecah dari keluarga Sahami. Orang tua korban Nabila (13) warga Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, itu hampir satu jam menangis di lokasi bangunan yang roboh tempat penginapan anaknya.

Sahami mengingat semua candaan sang buah hati. Ketika mengirim hidangan makanan, Sahami selalu mengingat kata-kata anaknya tentang cita-cita yang ingin diraih.

Di lokasi, Sahami tidak sendirian. Ia didampingi kakak korban. Sejumlah pakaian dan buku pelajaran korban dibawa, termasuk lemari dan peralatan pondok.

Menurutnya, komunikasi terakhir, korban meminta kiriman rujak. Hanya permintaannya tidak terwujud, sebab keesokan harinya, Nabila sudah tertimpa longsor.

Gubernur Khofifah meninjau lokasi lembaga pesantren tertimpa longsor di Pamekasan. (CNN Indonesia/Nurus Solehen)Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi pesantren yang tertimpa longsor di Pamekasan, Madura. (CNN Indonesia/Nurus)

Pada hari yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi longsor. Ia terkejut melihat bangunan penginapan santri putri berada di kawasan tebing yang cukup tinggi.

Meski demikian, Khofifah bersama Bupati akan mengkaji lebih jauh gestur tanah yang berada di sekitar halaman pesantren. Apalagi lokasi lembaga banyak akses jalan yang jadi mobilitas masyarakat sekitar.

"Kami hadir untuk memberikan semangat, dan menjadi bagian dari proses berjalannya pendidikan di pesantren ini," kata Khofifah dalam sambutannya di lokasi.

Pada kesempatan itu, Khofifah juga memberikan bantuan sembako kepada pihak pesantren dan sejumlah wali murid, terutama bagi keluarga korban.

"Keluarga dan Pengasuh semoga diberi ketabahan, serta lembaga di sini dapat maju dan lebih berkembang," ujarnya.

Sebelumnya, lima santri putri Ponpes Anidhomiyah meninggal dunia tertimbun longsor.

Kelimanya yaitu Robiatul Natwiyah (14) warga Sampang, Santi (14) warga Jember, Nabila (13) warga Sumenep, Nor Aziziah (13) warga Jember, Sitti Qomariah (17) warga Jember. Sementara satu santri lain Nurul Qomariah (15) mengalami patah tulang.

Peristiwa longsor tersebut terjadi pada Rabu (24/2) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Bangunan yang tertimpa longsor dihuni 47 orang santri putri. Posisinya berada di sekitar tebing setinggi kurang lebih 30 meter.

Usai peristiwa itu, pimpinan lembaga mengosongkan pesantren dengan memulangkan seluruh santri.

Terpisah, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyatakan akan mengkaji faktor yang menyebabkan bukit tersebut longsor, termasuk kajian struktur tanah agar bantuan yang disalurkan sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, ia akan membiayai pengobatan korban patah tulang yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

"Ini musibah tidak hanya untuk Yayasan Anidhomiyah, tapi musibah kita bersama," kata Baddrut dalam keterangannya kepada wartawan saat turun ke lokasi, Rabu (24/2).

(nrs/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER