Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI) Partai Demokrat, Farkhan Evendi, menyebut Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko pernah menjadi kader salah satu partai politik di Indonesia. Namun dia tak menunjukkan prestasi yang signifikan bagi partai tersebut.
"Pak Moeldoko sudah pernah mengalami pembelajaran, bahkan dia hidup di partai tertentu dan tidak berprestasi," kata Farkhan dalam taklimat media di DPP Partai Demokrat melalui rekaman suara yang sudah di konfirmasi, Kamis (25/2).
Meski demikian, Farkhan tak menyebut partai apa yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moldoko sendiri sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura pada 2016. Berselang dua tahun kemudian, Moeldoko memutuskan mundur dari Hanura setelah ditunjuk sebagai Kepala Staf Presiden pada 2018.
Tak hanya itu, Farkhan juga menilai Moeldoko adalah pribadi yang bersifat arogan. Menurutnya, ia gemar memamerkan kekayaan di depan publik saat masih menjabat sebagai Panglima TNI.
"Dan ini juga buruk bagi mental kepemimpinan yang akan datang atau pemimpin yang mungkin jauh dari perasaan kerakyatan," kata dia.
![]() |
Di sisi lain, Farkhan menilai organisasi sayap Kader Muda Demokrat (KMD) yang mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) sangat melukai semangat kerakyatan yang diusung Demokrat selama ini. Terlebih, mereka justru mendukung calon ketua umum yang berasal dari luar kader Partai Demokrat.
"Tidak ada sebuah sejarah yang baik, organisasi diimpor oleh orang-orang atau aktor-aktor di luar kubunya," kata dia.
Ketua Umum KMD Aswin Ali Nasution telah meminta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mundur sebagai ketua umum Partai Demokrat. Ia bahkan mendukung Moeldoko-Ibas untuk maju sebagai pucuk pimpinan partai.
Lebih lanjut, Farkhan mengklaim kepemimpinan AHY justru berhasil membawa kader-kader terbaik Demokrat memenangkan Pilkada 2020. Baginya, itu adalah sebuah prestasi.
"Manakala ada teman-teman bahkan orang dalam sendiri (menilai AHY) itu tidak berprestasi, itu adalah pemikiran yang tidak waras dan pasti sudah kemasukan coro dalam otaknya," kata dia.
CNNIndonesia.com sendiri sudah mencoba menghubungi Moeldoko untuk mengklarifikasi perihal tudingan tersebut. Namun, sambungan telepon dan pesan singkat yang dikirimkan belum direspons sampai berita ini diturunkan.
(rzr/pmg)