Eks Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie mengenang momen Kongres Luar Biasa (KLB) 2013 silam, kala dirinya dilobi oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar tak maju sebagai calon ketua umum Partai Demokrat.
"Memang benar [dilobi SBY]. Pak SBY jelas mau maju, kalau bapak mau maju ya sudah, [kader-kader] yang saya konsolidasikan ini saya arahkan. Memang betul mau maju, janjinya cuma 2 tahun. Ya, saya mundur," kata Marzuki kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/3) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KLB Partai Demokrat 2013 digelar di Bali karena terjadi kekosongan jabatan ketua umum setelah Anas Urbaningrum ditangkap KPK terkait kasus korupsi.
Marzuki berkata niatnya maju dalam bursa calon ketua, berkaca dari hasil pemilihan ketua umum dalam Kongres Demokrat 2010. Saat itu ia berada di posisi kedua setelah Anas Urbaningrum.
"Anas menang, saya dapat urutan nomor 2. Selisih 20 suara. Lalu setelah itu kan Anas tersandung kasus, tuh. Sebagaimana 2010 saya langsung maju lagi dong di KLB 2013. Artinya, saya ingin menunjukkan lah bahwa partai ini selalu mengedepankan sikap demokrasi," kata Marzuki.
Segala sesuatunya telah ia siapkan menghadapi KLB 2013. Marzuki mengaku sudah melakukan konsolidasi agar bisa terpilih sebagai ketua di KLB Demokrat.
Ia aktif menjaring dan melobi para pemilik suara. Klaimnya, saat itu ada 55 persen pemilik suara solid mendukungnya.
Di tengah proses konsolidasi, Marzuki mendengar kabar dirinya dicari oleh Jhoni Allen di arena KLB. Hingga akhirnya Jhoni menemuinya.
Dalam pertemuan tersebut Jhoni mengabarkan bahwa SBY juga berniat maju sebagai Ketum di KLB. Saat itu SBY masih menjadi Presiden RI.
"Jhoni Allen minta saya untuk tidak meneruskan maju. Bahwa pak SBY ingin menggantikan Anas 2 tahun saja. Mengantarkan hingga di Kongres 2015," kata Marzuki.
Marzuki mengkonfirmasi kabar itu langsung ke SBY. Ia mengaku masih ingat, saat bertemu SBY, ia ditemani mantan Menteri Pariwisata Jero Wacik.
Dalam pertemuan itu SBY mengkonfirmasi soal keinginan maju sebagai calon ketua umum. Marzuki pun legowo. Ia mengundurkan diri sebagai kandidat calon ketua umum Demokrat di KLB 2013 demi alasan kebaikan bersama.
"Mendengar keputusan itu saya dimarahi oleh para kader yang awalnya dukung saya juga. 'Bapak gak pernah serius kalau mau maju'. Kata mereka gitu. Saya berpikir ini untuk kebaikan, bukan menang kalahnya," kata dia.
Marzuki mundur, namun tetap memegang janji SBY yang ingin menjabat hanya sampai Kongres 2015.
Selang dua tahun kemudian, Marzuki kembali memantapkan langkahnya untuk maju di Kongres 2015. Namun, janji SBY yang hanya ingin memimpin Demokrat hingga Kongres 2015 tak terbukti.
SBY, kata Marzuki, masih memiliki keinginan untuk menjabat Ketum Demokrat pada Kongres 2015.
"Saya kirim surat ke SBY lewat Mubarok. Agar partai ini dilepaskanlah ke kader. Sesuai janji pak SBY untuk bangun partai terbuka. Bukan dikendalikan tokoh atau figur. Rupanya pak SBY tetap ingin maju," kata dia.
Melihat hal itu, Marzuki kembali memutuskan mundur dari niatnya untuk maju sebagai Caketum Partai Demokrat di Kongres 2015. Semenjak saat itu, Marzuki mengaku tak pernah lagi berkomunikasi langsung dengan SBY.
Hasil Kongres Partai Demokrat 2015 menetapkan SBY sebagai Ketua Umum secara aklamasi.
"Ini jelas arahnya partai yang dikendalikan keluarga. Saya pernah ingatkan Kongres 2015 ini momentum Demokrat apakah jadi partai terbuka atau jadi partai keluarga," kata dia.
Kenangan Marzuki Alie atas momen KLB 2013 ini ia ungkap merespons pengakuan eks politikus Demokrat Jhoni Allen.
Jhoni yang telah dipecat partai karena mendorong kudeta, membeberkan dirinya sempat diperintah SBY agar Marzuki Alie tidak maju sebagai kandidat ketua umum pada forum KLB 2013.
"Pada Kongres IV 2015 di Surabaya, SBY merekayasa jalannya kongres agar dia menjadi calon tunggal Ketua Umum Partai Demokrat. Inilah bentuk pengingkaran janjinya terhadap dirinya sendiri, dan para kader Partai Demokrat di seluruh Tanah Air," kata Jhoni.
Sementara itu Deputi Bappilu Demokrat, Kamhar Lakumani menyebut apa yang diucapkan Marzuki soal lobi SBY di KLB 2013 tak lebih dari kebohongan.
"Waktu KLB di Bali sebagian besar kader waktu itu yang justru meminta pak SBY turun tangan langsung memimpin Demokrat karena situasinya kritis," kata Kamhar saat dihubungi.
"Mas ketum sebelumnya, mas Anas, jadi tersangka. Kalau sudah jadi tersangka pasti harus mundur dari jabatannya. Dan kader memandang yang bisa menyelamatkan Demokrat ya SBY. Jadi, pak Marzuki jangan geer, deh," imbuh dia.
(rzr/wis)