Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri mengamankan lagi delapan terduga teroris sejak Senin (1/3) hingga hari ini di Jawa Timur.
Operasi penangkapan itu merupakan pengembangan dari penangkapan 12 tersangka teroris dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Timur pekan lalu. Dengan demikian total 20 terduga teroris diamankan sejauh ini dari Jatim.
"8 orang lagi yang diamankan. Di 3 lokasi itu. Surabaya 2 orang, Malang 2 orang, 4 di Bojonegoro," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko saat dikonfirmasi, Selasa (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, para terduga teroris ini masih berada dalam satu jaringan dari serangkaian penangkapan terdahulu. Oleh sebab itu, hingga saat ini polisi masih melakukan pengembangan terkait jaringan teroris itu di Jawa Timur.
"(Ditangkap) dari kemarin sore, sampai siang ini. Makanya masih bergerak terus Densus," kata dia.
"Untuk lengkapnya nanti harus dari Mabes Polri," tambahnya lagi.
Terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono mengatakan penangkapan terhadap terduga teroris N, yang merupakan seorang penjual baju, merupakan hasil pengembangan dari penangkapan teroris di Surabaya sebelumnya.
"Kalau didapatkan lagi satu tersangka, sekarang sudah diamankan itu merupakan bagian dari pengembangan tersangka 12 kemarin," kata Rusdi kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa (2/3).
Dia menjelaskan bahwa saat ini tim Densus 88 masih mengantisipasi gerakan dan aksi terorisme yang berkembang di Indonesia.
Dalam hal ini, kata dia, upaya penangkapan itu merupakan bagian dari langkah pencegahan atau preventive strike terhadap aksi teror.
"Yang jelas, Densus terus bekerja bersama dengan instansi yang lain," ucapnya lagi.
Namun demikian, Rusdi belum dapat memastikan berapa jumlah tersangka kasus terorisme yang sudah diringkus oleh Densus 88 di wilayah Jawa Timur dalam beberapa waktu belakangan ini.
Dalam hal ini, 12 tersangka terorisme yang telah diekspos oleh kepolisian merupakan bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Mereka diduga berkaitan dengan teroris Upik Lawanga alias Taufik Bulaga.
Upik Lawanga merupakan petinggi Jamaah Islamiyah yang merupakan sosok perakit bom ulung. Dia buron dari kejaran polisi selama 14 tahun dan baru ditangkap November tahun lalu.
JI sendiri merupakan jaringan terorisme yang bertanggung jawab atas pelbagai kasus teror di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti Bom Bali 1 dan 2, kemudian ledakan di hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada 2009.
(mjo/arh)