Propam Terima Aduan Mahasiswa Papua soal Kapolresta Malang
Kapolresta Malang, Kombes Pol Leonardus Simarmata resmi dilaporkan oleh sejumlah mahasiswa Papua ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri, Jumat (12/3) terkait dugaan rasialisme dan diskriminasi.
Kuasa hukum para mahasiswa, Michael Himan menerangkan bahwa dugaan itu terjadi saat Kapolres memberi instruksi ke jajaran untuk menembak mahasiswa yang mencoba masuk ke Mapolres pada Senin (8/3).
Aduan itu pun telah diterima oleh Propam Polri dengan nomor SPSP2/815/III/2021/Bagyanduan dan langsung ditujukan kepada Kepala Divisi Propam Polri, Inspektur Jenderal Ferdy Sambo.
"Ujaran rasis tersebut sangat memukul perasaan kami orang Papua, yang mana sebagai pemimpin yang seharusnya mengedepankan hak asasi manusia," kata Michael kepada wartawan di Mabes Polri usai membuat laporan.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya meminta agar Polri sebagai institusi dapat segera memberikan hukuman tegas kepada Kapolres tersebut.
Michael mengatakan, mahasiswa Papua meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memecat Leonardus dari jabatannya sebagai Kapolres.
"Orang yang tidak tahu apa-apa bisa kena juga di sana atas sikap arogansi seorang Kapolres ini. sehingga kami memohon kepada Bapak Kapolri untuk segera menindaklanjuti kasus ini," ucap dia.
Dalam hal ini, mereka merujuk pada pernyataan Kapolres yang mengatakan 'Jika kamu masuk batas, halal darahnya, tembak. Halal darahnya, tembak. Kamu masuk pagar ini, kamu halal darahnya' saat memberi arahan kepada anak buahnya.
Ucapan itu terekam kamera dan menjadi viral di media sosial. Salah satu akun yang membagikan video tersebut adalah akun milik aktivis Papua Veronica Koman, @VeronicaKoman.
"Ini kan sangat sangat tidak boleh sebenarnya seorang pemimpin mengeluarkan bahasa demikian," kata dia.
Terkait pernyataan Kapolres itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Gatot Repli Handoko menuturkan bahwa video itu sengaja dipotong oleh perekam dan pembuatnya itu membuat konteks pernyataan menjadi tak utuh.
Perkataan itu, kata dia, dilontarkan lantaran mahasiswa Papua mengancam masuk ke dalam area Markas Kepolisian. Sehingga, dia mewanti-wanti agar hal tersebut tak dilakukan.
"Narasinya sebetulnya tidak begitu, itu sebetulnya hanya penggalan kalimat yang dipotong oleh yang membuat video, sengaja," kata Gatot kepada wartawan, Selasa (9/3).
(mjo/wis)