Kemenkes: Semua Kontak Erat Varian Corona B117 Negatif Covid
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan enam warga negara Indonesia yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 varian B117 dinyatakan telah sembuh.
Tak hanya itu, keseluruhan kontak erat juga dipastikan negatif Covid-19. Nadia mengatakan setiap kasus ada sekitar 20-24 kontak erat yang diwawancarai dan diambil sampel oleh pihaknya. Menurutnya, semua kontak erat tidak ada yang dinyatakan positif Covid-19.
Nadia menjelaskan enam kasus varian B117 dan puluhan kontak erat menjalani pemeriksaan deteksi Covid-19 menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), untuk selanjutnya diteruskan dengan pencarian strain virus dengan metode Whole Genome Sequence (WGS).
"Kasus kontak dan keenam kasus, sudah kita ambil sampel dan dilaksanakan pemeriksaan, dan mereka negatif. Juga sudah ditanyakan apakah sebelumnya menderita sakit, dan ternyata tidak ada yang positif sebelumnya," kata Nadia dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (12/3).
Nadia mengatakan sedari awal enam warga yang terinfeksi varian B117 dan keseluruhan kontak eratnya terpantau dalam keadaan sehat, dan tidak ada yang mengalami gejala yang memberat.
Lebih lanjut, dengan temuan kasus itu, Nadia mengaku Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan akan lebih masif lagi dalam melakoni pemeriksaan dengan metode WGS.
Nadia mengatakan pihaknya bersama Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah meneken kontrak kerja sama dalam meningkatkan sampel pemeriksaan untuk penelitian menggunakan metode WGS.
"Memang tidak semua laboratorium yang memiliki kemampuan ini, sebagian besar WGS ini dilakukan terutama di laboratorium perguruan tinggi," jelasnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan ini juga mengungkapkan saat ini sudah ada 17 laboratorium untuk pemeriksaan metode WGS yang tersebar di beberapa regional.
Ia menyebutkan beberapa di antaranya adalah laboratorium milik LBM Eijkman, tim peneliti di Universitas Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, hingga Universitas Airlangga.
"Spesimen diambil dari pelaku perjalanan, sampel dari pemeriksaan Puskesmas, dan RS yang tentunya pada kasus-kasus yang ada perjalanan penyakit berbeda," jelas Nadia.
Adapun enam kasus tersebut menurut Nadia yakni dua di Karawang, Jawa Barat, satu kasus di Palembang, Sumatera Selatan pada 11 Januari. Satu kasus di Kalimantan Selatan ditemukan pada 6 Januari, 1 kasus di Balikpapan, Kalimantan Timur ditemukan pada 12 Februari. Serta satu kasus ditemukan di Medan, Sumatera Utara pada 28 Januari lalu.
(pmg/khr/pmg)