Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman meminta pelaksanaan program vaksinasi di Indonesia dipercepat menyusul temuan-temuan baru kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang diidentifikasi di berbagai belahan dunia.
LBM Eijkman khawatir mutasi virus corona tersebut dapat mempengaruhi efektivitas dan kemanjuran vaksin dalam menghasilkan antibodi yang melawan paparan covid-19 dalam tubuh.
"Sebelum musuh berubah bentuk, ganti baju dan sebagainya, sistem kekebalan kita harus segera dibentuk," kata Kepala LPB Eijkman Amin Soebandrio dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (12/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia meminta agar warga yang menjadi sasaran vaksinasi pemerintah tidak lagi menolak untuk segera mendapatkan suntikan dua dosis vaksin covid-19. Pemerintah diketahui menargetkan vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap 181,5 juta orang untuk mencapai herd immunity.
Dengan memperhitungkan dua dosis vaksin untuk satu orang, serta mengikuti anjuran WHO agar disiapkan cadangan sebanyak 15 persen, maka Indonesia membutuhkan sebanyak 426 juta dosis vaksin.
"Jangan ditunda lagi, tidak usah nolak-nolak lagi, vaksinasilah. Namun, vaksinasi tidak serta menghentikan pandemi, karena tidak berarti setelah kita menerima vaksin 100 persen kebal, tidak," jelasnya.
Lebih lanjut, Amin mengaku saat ini pihaknya tengah merencanakan pemantauan terhadap efek mutasi virus corona dengan populasi warga yang rampung mendapat vaksinasi dua dosis.
Ia menyebut, penelitian itu nantinya akan dijalankan secara acak, untuk kemudian mencari kesimpulan apakah varian virus corona baru yang bermutasi di Indonesia mempengaruhi kinerja vaksin atau tidak.
"Kita sedang merencanakan untuk memantau seberapa tinggi kekebalan, sedang dipelajari kemungkinannya. Namun tidak seluruhnya yang vaksinasi diperiksa, secara random saja," pungkas Amin.
Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 3.696.059 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona di Indonesia. Jumlah itu baru memenuhi 2,03 persen dari target vaksinasi sebanyak 181.554.465 penduduk Indonesia.
Sementara, Presiden Jokowi meminta program vaksinasi covid-19 di Indonesia dapat rampung dalam waktu satu tahun. Sementara target dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin lebih lama dari perkiraan Jokowi.
Kementerian Kesehatan sendiri telah menetapkan timeline atau alur waktu vaksinasi di Indonesia. Rinciannya, vaksinasi tahap pertama berlangsung selama Januari-Februari yang menyasar tenaga kesehatan. Kemudian vaksinasi tahap kedua dengan waktu pelaksanaan Februari-April 2021 menyasar petugas pelayanan publik, dan lansia.
Tahap ketiga dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 menyasar masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Dan tahap keempat juga dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 menyasar masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin.
(khr/ain)