Sultan Ingin SMA Dibuka Lebih Dahulu Ketimbang Kampus

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Mar 2021 05:42 WIB
Uji coba pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah tingkat SMA/SMK akan dilaksanakan pada bulan April 2021.
Gubernur Yogyakarta Sri Sultan ingin sekolah SMA dibuka lebih dahulu dibuka ketimbang perguruan tinggi. Ilustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X menginginkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di tingkat SMA/SMK lebih dahulu dibuka ketimbang perguruan tinggi.

"Mungkin malah (tatap muka) SMA lebih dulu (dibuka), yang itu jelas orang lokal," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (19/3).

Sultan menyebut banyak mahasiswa yang berkuliah di DIY berasal dari luar daerah. Menurutnya, cukup berbahaya membuka pintu bagi pendatang dari luar Yogyakarta saat pandemi Covid-19 yang belum juga melandai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum memungkinkan karena dari luar daerah, sekarang luar kan juga baru naik. Jadi malah belum tentu (perkuliahan tatap muka)," ujarnya.

Sultan meyakini perkuliahan tatap muka justru bisa membuat zona penyebaran Covid-19 di DIY yang tadinya hijau berpotensi menjadi merah.
Namun, Sultan memastikan pihaknya mengikuti arahan dari pemerintah pusat.

"Nanti secara bertahap itu bisa kita atur, tapi kita tetap harus ikut dari bagian itu (PPKM)," katanya.

Uji Coba Buka SMA

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi virus corona. Uji coba pembelajaran tatap muka dilaksanakan pada April 2021.

Disdikpora Yogyakarta sudah menunjuk sepuluh sekolah, terdiri dari lima SMA dan lima SMK untuk pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka. Sekolah-sekolah itu tersebar di lima kabupaten/kota yang ada di Yogyakarta.

"Saat ini sepuluh sekolah tersebut untuk guru-guru atau tenaga pendidiknya atau TU sudah dilakukan vaksinasi. Proses vaksinasi hari ini juga," kata Didik saat dihubungi.

Didik menyatakan Kesepuluh sekolah itu juga telah melengkapi pendataan guru, seperti tempat tinggal, jenis transportasi yang dipakai, hingga informasi kesehatan terbaru.

"Data-data guru, mereka berangkat dari mana, menggunakan kendaraan apa, tinggal di zona apa. Terus mereka punya penyakit komorbid atau tidak, sekolah itu sudah punya data-data itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Didik mengatakan fasilitas pendukung, meliputi alat pelindung diri berupa masker maupun face shield, tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan jalur keluar-masuk sekolah telah disiapkan.

Ruang kelas juga ditata agar antara murid tak duduk terlalu berdekatan. Demikian pula jadwal pelajaran yang diatur agar tak terjadi penumpukan murid dalam satu waktu di sekolah. Kapasitas murid maksimal yang hadir dibatasi 50 persen dari total murid di masing-masing kelas

"(Uji coba tatap muka) paling hanya tiga jam itu saja, misal jam 07.00-10.00, terus yang sif kedua jam 09.00-12.00, dan itu modifikasi," katanya.

(kum/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER