Kasus positif Covid-19 bertambah 5.656 orang pada hari ini, Sabtu (20/3). Dengan demikian, jumlah total kasus positif Virus Corona di Indonesia mencapai 1.455.788 orang sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.
"[Bertambah] 5.656 kasus, [total] 1.455.788 orang," demikian dikutip dari data Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (20/3).
Dari jumlah total kasus Corona itu sebanyak 1.284.725 orang di antaranya dinyatakan telah sembuh, setelah ada penambahan kasus sembuh harian sebanyak 5.760 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, kasus yang meninggal dunia sebanyak 39.447 orang, atau bertambah 108 orang dari hari sebelumnya. Selain itu, kasus aktif atau pasien positif Covid-19 yang dirawat ataupun isolasi mandiri mencapai 131.616 orang.
Sedangkan kasus suspek Covid-19 sebanyak 58.236 orang hingga hari ini. Kemudian jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini mencapai 69.700 sampel.
Sehari sebelumnya, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 mencapai 1.450.132 orang, dengan 1.278.965 di antaranya dinyatakan sembuh dan 39.339 orang meninggal.
Untuk menangani kasus Virus Corona yang masih terus beranjak naik, Pemerintah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro sejak awal tahun. Pusat mengklaim kebijakan ini berhasil mengurangi penambahan kasus positif harian.
PPKM Mikro kemudian diperpanjang untuk periode 23 Maret-5 April yang mencakup 15 provinsi.
Yakni, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, NTB, dan NTT.
Selain itu, Pemerintah juga terus menggencarkan upaya vaksinasi meski masih menuai kritik. Terahir, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengizinkan penggunaan vaksin AstraZeneca yang sempat diguncang isu efek samping penggumpalan darah.
Kepala BPOM Penny K. Lukito, Jumat (19/3), menyebut risiko Covid-19 lebih besar ketimbang risiko penggunaan vaksin ini.
Lihat juga:Lampu Hijau Mudik dan Pelajaran dari Keledai |
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sepakat dengan penggunaan vaksin AstraZeneca meski mengandung unsur babi dalam pembuatannya.
Pertimbangannya, angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih cukup tinggi, serta keterbatasan ketersediaan vaksin di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan program penyuntikan vaksin virus corona AstraZeneca akan dimulai pekan depan.
Di sisi lain, Menteri Perhubungan Budi Karya memberi sinyal pemerintah tak melarang mudik lebaran 2021 di tengah pandemi. Hal ini memicu kontroversi bahwa penanganan pandemi masih tak serius karena tak menomorsatukan kesehatan.
(arh)