OBITUARI

Herman Lantang, Sahabat Soe Hok Gie Pendiri Mapala UI

CNN Indonesia
Senin, 22 Mar 2021 11:57 WIB
Herman Lantang meninggal dunia Senin (22/3) akibat hipertensi selama ini dikenal sebagai sahabat Soe Hok Gie dan pendiri Mapala UI.
Herman Lantang selama ini dikenal sebagai sahabat Soe Hok Gie dan pendiri Mapala UI. (Foto: Tangkapan layar instagram @hermanlantangcamp)
Jakarta, CNN Indonesia --

Herman Lantang dikonfirmasi meninggal dunia pada hari ini, Senin (22/3) pukul 03.00 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang Selatan. Menantu Herman, Tia Lantang mengatakan, penyebab kematian Herman akibat hipertensi atau darah tinggi.

Herman rencananya akan dibawa ke Gereja Kristus Di Indonesia (GKDI) Jakarta Selatan, untuk prosesi ibadah penghiburan di malam duka sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta.

Semasa hidupnya, pria kelahiran 2 Juli 1940 ini tercatat sebagai alumni jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI). Ia mulai menempuh bangku kuliah di UI sejak 1960 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa kecilnya ia habiskan di Tomohon dan mengenyam bangku SD dan SMP di sana. Sampai dengan tahun 1957, ia dan orang tuanya pindah ke ibu kota, sehingga ia melanjutkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Boedi Oetomo.

Setelah menginjak bangku kuliah, Herman tercatat pernah menjabat sebagai ketua senat Fakultas Sastra UI, dan dikenal sebagai salah satu pendiri sekaligus ketua organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UI dengan periode jabatan 1972-1974.

Dikutip dari berbagai sumber, Herman dikenal sebagai karib dari mendiang aktivis Soe Hok Gie. Herman angkatan 1960 dan Gie masuk fakultas sejarah UI pada tahun 1962.

Keduanya aktif dalam gerakan mahasiswa dan dikabarkan pernah menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI pada masa pasca kemerdekaan republik Indonesia.

Herman memiliki kegemaran aktivitas naik gunung yang sudah tampak sedari remaja. Ia memulai petualangannya naik gunung Mahawu, salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara pada usia 12 tahun. 

Siapa sangka kegemaran Herman juga diamini oleh Gie, sehingga keduanya memutuskan untuk mendirikan Mapala UI pada tahun 1964 silam.

Herman yang akrab dengan Gie memutuskan untuk mendaki puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru bersama Idhan Lubis, Fredy Lasut, Rudy Badil, Anton Wijana, Abdurachman, dan Aristides Katoppo. Mereka berangkat dari Jakarta naik kereta dari Gambir tanggal 12 Desember 1969.

Tak disangka, pendakian menuju puncak atap tertinggi di pulau Jawa itu berakhir dengan sebuah tragedi. Gie dan Idhan Lubis meninggal setelah menghirup gas beracun di tepian lereng menjelang puncak Semeru.

Kejadian tersebut terjadi tepat sehari menjelang ulang tahun Hok-Gie yang kedua puluh tujuh. Insiden nahas itu lantas menjadi sebuah kehilangan besar bagi Herman.

Setelah masa dukanya dan kehidupan di bangku perkuliahannya selesai, Herman sempat menjajal bekerja di beberapa perusahaan pengeboran minyak ternama, seperti: Oilfield all part of Indonesia, East Malaysia Egypt dan Australia East Texas USA.

Di perusahaan tersebut Herman dikenal sebagai Mud Doctor, atau orang yang menangani masalah lumpur dalam pengeboran minyak bumi. Atas profesinya itu, Herman sempat merasakan pendidikan singkat di Houston Texas pada tahun 1974 mengambil studi tentang lumpur dan pengeboran.

Herman Lantang lantas menghabiskan masa tuanya bersama keluarga dengan mendirikan Herman Lantang Camp di kaki gunung Salak, di kawasan Curug Nangka, Bogor, Jawa Barat pada 2014 silam.

Kegemaran Herman akan mendaki gunung juga ia wariskan kepada istrinya, Joyce Moningka, dan dua anak mereka, Erol Lantang dan Cernan Lantang.

(khr/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER