Rasya dan Iqbal--duo ondel-ondel jalanan yang CNNIndonesia.com temui di wilayah Jatipadang, Jakarta Selatan, pada Rabu (24/3) lalu selintas mirip dengan tokoh Tom Sawyer dan Huckleberry Finn dalam buku The Advanture of Tom Sowyer karangan Mark Twain. Keduanya lincah dan berani.
Rasya menceritakan mereka biasa mengaspal selepas waktu zuhur atau asar dengan alat tempur: Ondel-ondel dan gerobak berpengeras suara untuk memutar musik khas Betawi.
Mereka beredar ke berbagai kawasan di Jakarta Selatan. Biasanya, mereka beraksi di wilayah Jakarta Selatan: seputaran jalan Hankam, Ampera raya, Cilandak, sampai Ciganjur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat beraksi, kata salah satu di antara mereka, harus siap dengan segala tantangan, terutama cuaca.
"Kalau panas kegerahan banget. Kalau hujan ya udah keujanan, ondel-ondelnya basah jadi berat. Berasa bawa batu gede," ucap Rasya.
Masalah kedua adalah medan tempur atau jalan. Tak semua jalan yang mereka lewati adalah jalan yang sudah teraspal rapi.
Sering mereka melewati jalanan yang banyak batunya. Sehingga, mereka harus lebih hati-hati lagi.
Tantangannya, di balik kerangka ondel-ondel itu mereka hanya bisa mengintip dan melihat lurus ke depan.
"Sering saya jatuh. Kepala saya ngejeledag kena kayu itu sakit banget," curhat Rasya.
dalam sejarahnya yang mentradisi di Betawi, ondel-ondel memang mengamenJJ Rizal |
Meski sakit, biasanya Rasya tetap melanjutkan aksinya demi mendapatkan uang untuk jajan dan bantu orang tuanya di rumah.
Demi itu juga akhirnya ia punya cara sendiri untuk mendapatkan uang sesuai yang ia targetkan dalam sehari.
"Kalau belum dikasih-kasih uang, lama-lamain aja jogetnya meskipun gerah," ucap dia.
Kini, dari segala nestapa itu, bertambah satu masalah lagi untuk mereka. Masalah itu adalah rencana pelarangan penggunaan ondel-ondel untuk mengamen.
Mereka kadung menyukai ondel-ondel. Mereka merasa berat jika harus beralih ke kostum lain atau menjadi manusia silver.
Meski bakal dilarang Pemprov DKI, Rasya dan Iqbal menyatakan belum menyerah. Mereka kukuh akan terus mengaspal dengan ondel-ondel kesayangan mereka.
"Kita asli orang Betawi ya, suka aja," ucap Rasya.
Pemprov DKI tengah menggodok lagi wacana lama untuk melarang ondel-ondel berkeliaran di jalanan ibu kota RI itu karena dinilai jadi ajang mengamen atau mengemis. Dalam keterangannya, Pemprov menilai penggunaan ondel-ondel untuk mengemis saat ini banyak meresahkan.
"Di satu sisi kita ingin melestarikan budaya bangsa, termasuk budaya Betawi, ondel-ondel. Tapi di sisi lain juga kita ingin dilakukan dengan cara-cara yang lebih baik, lebih bijak ya," kata Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Rabu siang.
Namun, wacana kebijakan ini bukan tanpa kritik. Sejarawan JJ Rizal mengatakan tindakan pemerintah melarang ondel-ondel untuk mengamen merupakan bentuk kebijakan tuna budaya.
"Sebab dalam sejarahnya yang mentradisi di Betawi, ondel-ondel memang mengamen," kata Rizal kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.
Rizal meminta pemerintah memahami ondel-ondel sebagai produk kebudayaan Betawi terlebih dahulu sebelum melarang boneka besar itu di jalanan. Ia juga meminta pemerintah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ondel-ondel, alih-alih melegitimasi kesalahpahaman publik.
(yla/kid)