Fakta-fakta Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar

CNN Indonesia
Minggu, 28 Mar 2021 15:11 WIB
Polisi membeberkan sejumlah temuan terkait ledakan bom di halaman Gereja Katedral Makassar, mulai dari korban luka hingga terduga pelaku.
Kondisi di sekitar lokasi ledakan bom di kompleks Gereja Katedral Makassar. (Foto: ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE)

4. Kecaman Ormas dan Pemerintah

Sejumlah warga, organisasi masyarakat dan pemerintah senada mengutuk keras insiden di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Setidaknya, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat suara menyikapi aksi teror yang mengakibatkan belasan orang luka-luka.

Ketua PWI, Romo Ignatius Suharyo, menyebut bahwa ledakan bom bunuh diri itu bukan hanya melukai hati umat Katolik, melainkan juga seluruh bangsa Indonesia dan kemanusiaan.

Sementara pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD menegaskan aparat penegak hukum akan bekerja semaksimal mungkin termasuk mengungkap jaringan teroris terduga pelaku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah mengutuk keras teror bom bunuh diri tersebut dan akan terus melakukan pengejaran terhadap jaringan para pelakunya. Jika ada yang tahu atau mencurigai sesuatu yang terkait dengan peristiwa tersebut harap menginformasikan ke kantor polisi terdekat atau ke aparat yang terkait," kata Mahfud sebagaimana cuitan pada akun twitter @mohmahfudmd, Minggu (28/3).


5. BNPT Sebut Ideologi Mirip Pelaku Bom Gereja Surabaya

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan ada kemiripan ideologi antara pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dengan tiga bom bunuh diri di Surabaya pada 2018 lalu.

"Ya setidak-tidaknya cara berpikir pelaku dan sikap pelaku memiliki semacam kemiripan [dengan pelaku bom bunuh diri di Surabaya]. Pelaku bisa memiliki kesamaan pemahaman dalam hal ideologi," tutur Boy dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Minggu (28/3).

Boy Rafli AmarKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar. (Detikcom/Rakean R Natawigena)

Namun Boy menyangkal insiden ini merupakan bentuk kecolongan lembaganya. BNPT tidak merasa kecolongan lantaran menurutnya kejahatan tersebut bisa terjadi secara dinamis sehingga tidak mudah dideteksi.

"Jadi, niat melakukan kejahatan tidak serta merta mudah dideteksi, mereka mencari kesempatan kemudian melakukan aksi. Kita tidak menutup kemungkinan mengenai fakta bahkan aparat keamanan, termasuk polisi, yang sedang bertugas pun menjadi target. Ini sebuah kejahatan extra ordinary," sambung Boy.

Sebuah ledakan terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3) pagi. Sesaat setelah insiden, polisi turun untuk berjaga dan menyisir sejumlah titik di lokasi kejadian. Tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) juga diterjunkan untuk memeriksa pelbagai temuan di lokasi kejadian.

(ryn/nma)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER