Daftar Kasus Ledakan Bom di Indonesia 2 Dekade Terakhir

CNN Indonesia
Minggu, 28 Mar 2021 15:06 WIB
Public Virtue Research Institute menyebut ada sembilan kasus ledakan bom yang terjadi sejak 2000 lalu, dari Bom Bali I, JW Marriot, hingga Bom Surabaya.
Public Virtue Research Institute menyebut ada sembilan kasus ledakan bom yang terjadi sejak 2000 lalu, dari Bom Bali I, JW Marriot, hingga Bom Surabaya. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe).
Jakarta, CNN Indonesia --

Public Virtue Research Institute merilis daftar aksi teror berupa ledakan bom yang terjadi di Indonesia dalam dua dekade terakhir. Hasil kajian mereka menyebutkan ada sembilan kasus ledakan bom yang terjadi sejak 2000 lalu.

Adapun rinciannya, yakni Bom Bali I (2002), Bom JW Marriot (2003), Bom Bali II (2005), Bom Ritz Carlton (2009), Bom Masjid Az-Dzikra Cirebon (2011), Bom Sarinah (2016), Bom Mapolresta Solo (2016), Bom Kampung Melayu (2017), serta Bom Surabaya dan Sidoarjo (2018).

"Kali ini hal yang sama terjadi di depan Gereja Katedral Makassar Jalan Kajaolalido, Makassar, Sulawesi Selatan," tutur Kepala Pusat Kajian Toleransi dan Demokrasi Public Virtue Research Institute Rodilansah Roland Gunawan dalam keterangannya, Minggu (28/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roland mendesak pemerintah untuk menemukan aktor yang menjadi otak di balik teror bom di Gereja Katedral Makassar. Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan video dan gambar korban ledakan yang dapat memicu kekhawatiran.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Public Virtue Research Institute Tamrin Amal Tomagola mengatakan aksi intoleransi dan radikalisme seperti teror dapat merusak kerukunan di tengah masyarakat. Dia juga menyebut aksi semacam ini menurunkan kualitas demokrasi.

Tamrin meminta aparat segera mengusut pihak yang menjadi otak di balik serangan tersebut. Menurut dia, aksi itu berpotensi menjadi konflik berkepanjangan seperti yang pernah terjadi di Ambon, Sampit, dan Poso jika tak segera ditangani.

"Teror ini merupakan aksi kriminal yang mencederai toleransi. Kemajemukan dan saling tenggang rasa sudah menjadi pilihan kita dalam berbangsa dan bernegara," katanya.

Polisi telah mengonfirmasi bahwa satu dari dua pelaku telah tewas saat bom meledak di depan Gerbang Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3) sekitar pukul 10.30 WITA.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan ada kemiripan ideologi antara pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dengan tiga bom bunuh diri di Surabaya pada 2018 lalu.

Namun, oa menegaskan BNPT tidak kecolongan atas bom bunuh diri yang terjadi pukul 10:20 WITA tadi. Menurutnya, kejahatan bisa terjadi secara dinamis sehingga tidak mudah dideteksi.

"Tidak (kecolongan), karena kondisi dalam masyarakat dinamis. Jadi, niat melakukan kejahatan tidak serta merta mudah dideteksi, mereka mencari kesempatan kemudian melakukan aksi," ujar Rafli dalam wawancara dengan CNN TV, Minggu (28/3).

(thr/bir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER