Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim temuan dugaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari vaksin asal perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca, sejauh ini hanya terjadi di Kota Manado dan Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).
Sejumlah orang mengaku demam dan menggigil usai menerima vaksin Astrazeneca.
Sedangkan lima provinsi lain yang juga kebagian jatah dari total 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca itu dilaporkan tidak terjadi KIPI seperti yang dialami warga Sulut. Lima provinsi lainnya yakni Bali, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, baru Sulawesi Utara. Jawa Timur dan Bali yang paling banyak kita berikan vaksin AstraZeneca, tapi tidak ada laporan kejadian seperti di Sulawesi Utara," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Senin (29/3).
Dengan kondisi itu, Nadia menegaskan hingga saat ini program vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca masih tetap berjalan di lima provinsi tersebut. Vaksin ini digunakan untuk program vaksinasi tahapan kedua yang menyasar warga lanjut usia (lansia) dan juga petugas pelayanan publik.
"Sehingga yang lain tetap jalan," imbuhnya.
Selain itu, Nadia mengaku Kemenkes masih menunggu kajian lengkap dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) hingga Komnas KIPI untuk memutuskan kebijakan terkait penggunaan vaksin Astrazeneca secara nasional.
Senada, hingga saat ini Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) masih menunggu laporan kronologi dari Komisi Daerah (Komda) KIPI Sulawesi Utara perihal temuan 990 orang dari 3.990 penerima vaksin AstraZeneca yang dilaporkan mengalami KIPI berupa demam, menggigil, nyeri badan hingga tulang dan muntah serta mual.
Adapun akibat temuan itu, Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Sulut Steven Dande menegaskan pihaknya telah menyetop sementara vaksin AstraZeneca itu. Padahal lima puluh ribu dosis vaksin AstraZeneca juga telah tiba di Kota Manado pada sepekan lalu.
(khr/pris)