Said Aqil: Ajaran Wahabi Jadi Pintu Masuk Terorisme

CNN Indonesia
Selasa, 30 Mar 2021 17:54 WIB
Ketum PBNU Said Aqil menyebut pintu masuk terorisme adalah ajaran Wahabi yang penganutnya kerap mengkafirkan, mem-bid'ah-kan pihak lain.
Ketum PBNU Said Aqil Siroj menyebut Wahabisme sebagai pintu masuk terorisme. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menilai ajaran Wahabi merupakan pintu masuk terorisme. Ia pun meminta pemerintah membendung paham-paham ini.

"Kalau kita benar-benar sepakat, benar-benar satu barisan ingin menghadapi, menghabiskan, menghabisi jaringan terorisme dan radikalisme, benihnya yang dihadapin, pintu masuknya yang harus kita habisin, apa? Wahabi! Ajaran Wahabi itu pintu masuknya terorisme," cetus Said dalam sebuah seminar virtual, Selasa (30/3).

Paham Wahabisme merujuk pada ajaran Muhammad bin Abdul Wahab al-Najdi, pada abad ke-17. Berdalih hendak memurnikan ajaran Islam, penganut paham yang lebih puritan dari Salafiyah ini kerap menyebut sesama umat Islam bid'ah bahkan kafir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Said melanjutkan Wahabi memang tidak mengajarkan terorisme dan kekerasan. Namun, katanya, paham ini selalu menganggap orang yang memiliki pandangan berbeda sebagai kafir meski sesama muslim.

"Kalau sudah Wahabi, ini musyrik, ini bid'ah, ini enggak boleh, sesat, kafir. Itu satu langkah lagi halal darahnya, boleh dibunuh dan lain-lain," jelas Said.

"Benih terorisme adalah Wahabi dan Salafi, itu ajarannya ekstrem, tekstual, harfiah, puritisasi, dalam rangka memurnikan Islam seperti di zaman rasul, semua dianggap sesat, bid'ah," ujarnya menambahkan.

Kasih Dalil

Dalam kesempatan itu, Said Aqil juga menekankan bahwa saat ini bahaya laten yang dihadapi Indonesia bukan lagi paham komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI), melainkan terorisme dan radikalisme.

"Mohon maaf, saya berani mengatakan bukan PKI bahaya laten kita, tapi radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita ini," papar Said.

Said juga mengatakan, dirinya mendapatkan informasi bahwa saat ini masih ada enam ribu pelaku terduga terorisme yang belum tertangkap oleh kepolisian. Ia menduga, kelompok teroris ini merupakan bagian dari jaringan Jamaah Asharut Daulah (JAD).

Menurutnya, kelompok ini bisa lebih ekstrem ketimbang Jamaah Ansharut Tauhid pimpinan Abu Bakar Baasyir. Sebab, JAD beranggapan, seluruh pihak yang berseberangan dengan mereka kafir.

"Beda dengan Ansharut Tauhid, JAT Abu Bakar Baasyir itu yang disasar nonmuslim, gereja, nonmuslim yang harus dihabisin. Kalau JAD, kita semua halal darahnya," cetus dia.

Ia pun meminta kepolisian tak ragu dalam menindak kelompok maupun jaringan terorisme di Indonesia. Terlebih, agama Islam dan Alquran tidak pernah mengajarkan untuk melancarkan aksi kekerasan, apalagi aksi terorisme hingga membunuh orang lain.

"Saya harap kepada polisi tidak ragu, gamang dalam memberantas terorisme. Kalau mau dalil, saya kasih dalilnya," kata Said.

Lebih lanjut, Said mengatakan kelompok teroris yang menghendaki kegaduhan itu sebetulnya hanya kelompok kecil. Namun, mereka nekat hingga siap mati.

"Kita yang mayoritas kan tidak ingin cepat mati. Bedanya itu, mereka ingin cepat mati sekarang supaya ketemu bidadari. Oleh karena itu, mereka siap mati. Bukan hanya lempar bom ke gereja, dia pun mati, maunya orang lain mati, dia pun mati," ujarnya.

Insert Infografis Artikel ISISInsert Infografis Artikel ISIS. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Sebelumnya, kepolisian menangkap sejumlah terduga teroris pasca-bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar pada Minggu (28/3).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan total sudah ada 13 orang yang diamankan. Rinciannya, di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) lima orang, Jakarta-Bekasi empat orang dan Sulawesi Selatan empat orang.

(dmi/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER