Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yakin wilayahnya tak terdampak kasus teror bom di Gereja Katedral Makassar dan menjamin keamanan perayaan Hari Paskah.
"Tidak usah takut, [kasus Makassar] tidak berdampak apa-apa [ke Jateng]. Ada TNI-Polri yang jaga. Mudah-mudahan nanti bisa beribadah dengan nyaman. Tapi saya titip prokes (protokol kesehatan) dijaga," ungkap dia, usai memimpin rapat koordinasi bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Jawa Tengah, di kantornya, Selasa (30/3).
Menurutnya, rapat Forkopimda tersebut dilakukan untuk menyikapi banyak hal yang terjadi, mulai dari pandemi COVID-19 yang masih terus dipantau, persiapan mudik, dan tentunya kondisi keamanan terkini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah masyarakat yang ada di Jateng tenang semuanya. Masih banyak PR untuk nanti menyiapkan perayaan-perayaan besar seperti menjelang puasa dan ada Paskah juga di dalamnya," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Kapolda Jawa Tengah Inspektur Ahmad Luthfi telah memerintahkan jajaran di 35 Polres di Jawa Tengah bersama TNI untuk meningkatkan pengamanan berikut mengklasifikasi pemetaan sejumlah gereja.
"Para Kapolres sudah saya briefing kemarin agar bersama TNI dapat membuat klasifikasi dimana tempat ibadah akan dilaksanakan oleh teman-teman yang melakukan ibadah Paskah itu mulai hari ini sampai nanti menjelang pelaksanaan Paskah," ujar dia.
Luthfi juga meminta jajarannya untuk melibatkan komponen masyarakat dan ormas seperti Banser Ansor, Pemuda Pancasila, dan Pramuka untuk ikut membantu pengamanan secara internal dan eksternal.
"Tidak hanya TNI-Polri, tetapi partisipasi masyarakat dan ada beberapa ormas yang ikut membantu," ujar dia.
"Artinya rasa memiliki terkait dengan masyarakat yang melakukan ibadah tidak hanya di di TNI-Polri tetapi masyarakat kita juga ikut serta, jadi [kasus teror Makassar] tidak berpengaruh di Jawa Tengah," tambah Luthfi.
Memasuki pekan Paskah, sejumlah Gereja di Jawa Tengah menggelar ibadah dengan dua konsep, yakni langsung tatap muka dan darling. Untuk ibadah tatap muka, Gereja berkomitmen menjaga protokol kesehatan dengan membatasi jemaat dan kebaktian dibagi dalam beberapa sesi.
(dmr/arh)