Pemerintah masih mengupayakan untuk terus mempercepat cakupan vaksinasi bagi golongan lanjut usia (lansia). Sebab lansia termasuk kelompok berisiko tinggi yang apabila tertular Covid-19 justru akan memperburuk kondisi kesehatan mereka.
Model baru pelaksanaan vaksinasi kepada lansia saat ini sangat diperlukan. Hal itu untuk mempercepat capaian vaksinasi lansia yang sejauh ini progresnya lebih lambat daripada vaksinasi kepada petugas pelayanan publik.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan dari target 21,6 juta lansia, saat ini baru 1,5 juta lansia yang sudah divaksinasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat baru terkonsentrasi di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surakarta, Surabaya, dan di Kepulauan Riau. Perlu komitmen Pemerintah Daerah untuk membantu lansia agar datang ke lokasi vaksinasi," terangnya dalam Dialog Produktif bertema 'Partisipasi Lansia, Tugas Bersama' yang diselenggarakan KPCPEN, dan ditayangkan oleh FMB9ID_IKP, Rabu (31/3).
Lebih lanjut, Maxi menjelaskan salah satu penghambat vaksinasi lansia karena ada kekhawatiran dari anak-anak mereka. Anak-anak dari lansia ini perlu diberikan sosialisasikan dengan baik.
"Ini perlu kerja sama dari kita semua terutama mensosialisasikan sisi keamanan dari vaksinasi dan memang orang tua harus kita lindungi dari Covid-19. Karena lansia itu fatality rate-nya hingga 50 persen apabila terinfeksi Covid-19," jelasnya.
Hal ini dibenarkan Ketua ITAGI Sri Rezeki. Dia menyarankan kepada anak-anak muda untuk tak menganggap enteng Covid-19 dengan menolak vaksinasi bagi orang tua-orang tua mereka yang sudah lansia.
"Kita mesti menggugah para putra-putra lansia ini agar jangan menganggap enteng Covid-19, karena daya tahan lansia memang menurun. Manfaat vaksinasi ini juga untuk menurunkan angka kematian akibat Covid-19," tuturnya.
Sri berpesan, mendorong lansia untuk divaksinasi merupakan bentuk rasa sayang untuk melindungi mereka. Terutama dari fatalitas lansia jika terinfeksi Covid-19.
"Pesan saya, kita harus menyayangi para lansia, antara lain melindungi mereka dari Covid-19 melalui vaksinasi ini. Ini perlu direnungkan, bukan hanya untuk pemerintah tapi untuk seluruh rakyat Indonesia," tutupnya.
Dokter sekaligus edukator Kesehatan dr. Adam Prabata menyatakan, edukasi terkait vaksinasi lansia ini harus difokuskan pada manfaat yang didapat.
"Kita tunjukkan keuntungannya apa, bukan menunjukkan risikonya apa. Meski ada risikonya, tapi lebih banyak manfaatnya bagi lansia," ujarnya.
Adam menilai hal paling penting saat ini adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki orang tua, kakek, dan nenek, bahwa vaksinasi itu sangat penting.
"Mereka utamanya harus memahami pentingnya vaksinasi ini untuk melindungi mereka," tutur Maxi.
Selain itu Maxi juga mencontohkan beberapa daerah yang sukses bergotong royong memobilisasi lansia. Misalnya DKI Jakarta, di mana camat dan lurah betul-betul terlibat dalam memobilisasi vaksinasi lansia.
"Itu hal yang baik yang bisa dicontoh daerah-daerah lain," tuturnya.
(osc)