Beberapa tetangga yang tinggal dekat dengan rumah keluarga ZA, pelaku penembakan di Mabes Polri, Jakarta, memanfaatkan momentum insiden ini untuk merangkul, menguatkan, serta tak mengucilkan pihak keluarganya.
"Saya tuh kalo dia (orang tua ZA) ada di sini saya mau bertemu. Sedih lah. Saya [ingin] kasih semangat," kata Tiuria Gultom, salah satu tetangga yang rumahnya berjarak kurang dari 100 meter dari rumah keluarga ZA, Rabu (31/3) malam, dikutip dari Antara.
Walaupun demikian, Tiuria tidak menyangkal ada beberapa warga yang mengutarakan ketakutannya setelah insiden tersebut. Dia, yang merupakan salah satu ketua RT di RW 10, berusaha membujuk warga tersebut agar tidak terjebak rasa takut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku bilang [ke beberapa tetangga] besok kita ke sini ya. Saya bilang [ke] warga saya, enggak boleh takut, enggak boleh begitu. Kita saling menguatkan, tadi saya bilang warga saya," lanjutnya, yang merupakan salah satu ketua RT di RW 10 itu.
Meski tidak menaungi RT tempat keluarga ZA tinggal, ia mengaku punya hubungan baik dengan keluarga ZA, termasuk orang tuanya dan kakak-kakaknya mengingat ia sendiri telah tinggal di daerah itu selama lebih dari 30 tahun.
Tetangga ZA lainnya, pasangan suami istri berinisial R dan S, mengatakan kejadian di Mabes Polri itu tidak mengubah hubungan baik dengan orang tua dan kakak-kakak ZA.
"Setelah ini ya tidak ada masalah. Selama ini ya [kami] enggak ada masalah apa-apa. Ya namanya kita ini ya bertetangga, yang sudah-sudah, ya sudah. (Mereka) seperti keluarga, saudara sendiri," kata S, ditemui di warungnya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah keluarga ZA, Kamis (1/4) dini hari.
Pasutri ini mengaku telah tinggal di daerah Kelapa Dua Wetan selama lebih dari 40 tahun dan mengenal baik orang tua ZA beserta kakak-kakaknya.
R menambahkan masyarakat di daerahnya itu punya hubungan baik antarwarga. Ia pun optimistis ikatan kekeluargaan yang terjalin dengan baik selama puluhan tahun tidak akan berubah setelah ada insiden di Mabes Polri itu.
"Di sini, insyaallah, enggak ada dikucilkan, karena orang tuanya orang baik," sambung R.
Lurah Kelapa Dua Wetan Sandy Adamsyah mengungkapkan ZA, yang tertutup dan merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, selama ini tinggal bersama orang tuanya.
"[Tinggal di] rumah orang tua. Dia terdiri dari 6 bersaudara. Ini masih tinggal di rumah ini tiga saudara," kata dia, Rabu (31/3) malam.
![]() |
ZA, 25, merupakan tersangka penembakan di Mabes Polri yang kemudian ditembak mati di lokasi oleh polisi. Jasad pelaku dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk otopsi tidak lama setelah kejadian, kemudian ia dimakamkan pada Rabu malam di pemakaman umum di Jakarta Timur.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers di Mabes Polri menerangkan tersangka ZA beraksi seorang diri atau lone wolf. Kepolisian meyakini aksi ZA didorong oleh paham radikalisme teroris, yang kemungkinan terhubung dengan ISIS.
(antara/arh)