LIPI Imbau Kemhan Antisipasi Penyalahgunaan Senpi oleh Komcad

CNN Indonesia
Kamis, 01 Apr 2021 23:32 WIB
Peneliti Militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Haripin menilai pemesanan senjata untuk Komcad mesti dibarengi dengan sejumlah perbaikan. Ilustrasi. (Thinkstock/hurricanehank).
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti Militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Haripin menyebut Kementerian Pertahanan (Kemhan) mesti mengantisipasi penyalahgunaan senapan api oleh Komponen Cadangan (Komcad).

Hal ini mengingat kementerian yang dipimpin Prabowo Subianto itu telah memesan 25 ribu senapan api (senpi) jenis SS2-V5 A1. Senapan api ini disebut akan diperuntukan bagi pelatihan Komcad.

"Mesti diantisipasi juga soal penyalahgunaan penggunaan senpi oleh Komcad. Jika terjadi pelanggaran, apa Kemhan mau menanggung tanggung jawab?," kata Haripin saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (1/4).

Lagi pula, kata Haripin, saat ini belum ada regulasi yang benar-benar tepat dalam hal penggunaan senpi di Indonesia. Oleh karena itu, pemesanan dan pelatihan untuk Komcad ini pun mesti dibarengi dengan sejumlah perbaikan.

Perbaikan itu kata dia berkaitan dengan izin, dari mulai pemakaian hingga distribusi bahkan soal penyimpanan senapan api dan munisi. Hal ini untuk mengantisipasi kriminalitas sipil terlatih militer yang telah mendapat pelatihan komcad.

"Jangan sampai senpi, munisi, itu bisa beredar dengan bebas," kata dia.

Tak hanya itu, Haripin juga mengingatkan, Kemhan saat ini mestinya telah melakukan koordinasi dengan pihak Polri. Pasalnya, Kemhan sendiri bukanlah kementerian yang mengawasi penggunaan senpi. Maka dari itu harus ada koordinasi dengan lembaga yang memang memiliki wewenang.

"Ini Kemhan mesti koordinasi dengan Polri juga. Apa Kemhan mau jadi lembaga pengawas Senpi? Apa ada regulasinya? Saya enggak yakin," kata dia.

Meski memang bisa menghasilkan banyak persoalan jika regulasi tak segera dibentuk, Haripin tak membantah perihal pentingnya pesanan ke PT Pindad itu. Terlepas dari persoalan keamanan dan potensi kriminalitas, perusahaan industri pertahanan ini tetap memerlukan pemasukan orderan demi menjaga pendapatan.

"Tapi sekali lagi, perlu disiapkan juga tata kelola penyimpanannya itu. Jangan diabaikan atau dianggap enteng oleh pemerintah. Prinsip pembatasan penggunaan, peredaran senpi dan munisi mesti tercermin dalam pengaturan bagi Komcad tersebut," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pindad Persero Abraham Mose menyebut pihaknya telah menyiapkan 25 ribu pucuk senjata api SS2-V5 A1 yang akan dipergunakan untuk pelatihan Komponen Cadangan (Komcad).

"Ini untuk Komcad, sudah 25.000 pucuk senjata, sudah dilengkapi tele (teleskop)," kata Abraham Mose.

Sementara itu, Kepala Biro (Karo) Humas Setjen Kemenhan Marsma TNI Penny Radjendra menyebut 25 ribu pucuk senjata api jenis SS2-V5 A1 yang berukuran lebih pendek dan ringan memang dipesan pihaknya untuk kepentingan pelatihan Komponen Cadangan (Komcad).

Dia pun menegaskan senjata-senjata api itu hanya akan digunakan dan dipegang para rekrutmen Komcad ketika menjalani masa latihan saja. Senjata itu, tegasnya, tak akan diserahkan di luar masa latihan.

"Penting untuk dicatat, bahwa penggunaan senjata untuk Komcad digunakan pada saat latihan. Jadi bukan nanti Komcad (senjatanya) dibawa-bawa pulang, tidak seperti itu," kata Penny.

(tst/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK