Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi menyebut korban meninggal dalam bencana banjir bandang yang terjadi di Pulau Adonara, Flores Timur, bertambah menjadi 69 orang.
"Per jam 13.00 [WITA], di posko ini laporannya ada 69 orang [meninggal dunia]. Pulau Adonara itu 69 yang meninggal dunia," kata Josef saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Senin (5/4).
Saat ini, kata dia, 69 jenazah itu telah dievakuasi dan tengah dilakukan pendataan. Untuk korban yang masih belum ditemukan, Josef mengaku belum bisa merinci lebih lanjut lantaran kepala desa setempat masih melakukan pendataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Pulau Adonara, Flores Timur, korban meninggal juga masih dalam proses pendataan di Kabupaten Lembata. Saat ini total yang telah berhasil dievakuasi, ada 20 orang korban meninggal di Kabupaten Lembata.
"Lembata itu 20 orang yang meninggal untuk yang mengungsi ada sekitar 300 orang. Ini khusus yang Lembata," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Josef mengaku saat ini tengah berada di Pulau Adonara bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Pihaknya tengah melakukan koordinasi langsung di lokasi paling parah terdampak bencana.
"Saya sekarang bersama dengan kepala BNPB kami ada di daerah yang sangat parah, yaitu di Adonara. Jadi kami lagi koordinasi semua dengan TNI AD, AL, AU, Polisi serta Tagana.
"Semua sama-sama kami melakukan kegiatan di Adonara ini untuk evakuasi jenazah maupun evakuasi orang yang masih hidup tertimbun longsor, rumah," katanya.
Dia juga menyebut, cuaca di Adonara dan di Kota Kuoang telah berangsur membaik. Hanya angin yang tidak terlalu kencang yang masih ada di Pulau Adonara.
Jumlah 69 korban tewas di Adonara ini berbeda dengan data dari BNPB. Versi BNPB, korban tewas akibat banjir di NTT mencapai 68 orang. Dari 68 orang meninggal dunia tersebut, 44 di antaranya merupakan warga Flores Timur, 11 orang di Lembata, 2 orang Ende, dan 11 orang Alor.
Selain itu, BNPB juga mencatat sebanyak 70 orang hilang dengan rincian 26 orang di Flores Timur, 16 orang Lembata, dan 28 orang dari Alor.
Terpisah, Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) I Andreas Hugo Pareira menyebut banyak warga yang belum ditemukan dan belum diketahui nasibnya hingga saat ini.
Selain itu, katanya, warga yang selamat dari bencana saat ini sangat membutuhkan bantuan bahan makanan karena telah kehilangan harta benda dan lahan pertanian.
"Melihat kondisi kerusakan yang parah, agar pemerintah pusat segera menyiapkan anggaran perbaikan infrastruktur terutama jalan, jembatan serta bantuan darurat untuk rumah-rumah penduduk yang hanyut berantakan terbawa banjir," ucapnya.
![]() |
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapati sejumlah kendala dalam melakukan evakuasi dan penyaluran bantuan bagi korban banjir di sejumlah daerah yang terdampak di Nusa Tenggara Timur.
"Kendala ke pulau-pulau kecil menjadi karakteristik yang jadi tantangan kita," tutur Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui konferesi pers daring.
Raditya mengatakan cuaca hujan disertai angin dan gelombang menyebabkan aktivitas pelayaran masih tidak diizinkan beroperasi di perairan NTT. Sementara, jalur darat tidak bisa digunakan untuk mengakses pulau-pulau kecil yang terdampak banjir dan belum tersentuh.
Sebagai solusi, Raditya mengatakan pihaknya mengerahkan helikopter dari Kota Kupang yang akan digunakan untuk membawa bantuan logistik.
"Arahan kepala BNPB kita akan berikan bantuan melalui helikopter. Helikopter ada di Kota Kupang untuk back up pulau-pulau yang ada di situ," tambah dia.
Lebih lanjut, Raditya mengatakan proses evakuasi korban yang tertimbun lumpur juga masih terkendala. Laporan yang ia paparkan menyebut alat berat sudah dikerahkan ke Desa Nelelamadike, Kabupaten Flores Timur.
Saat ini setidaknya 256 warga sudah dievakuasi ke Balai Desa Nelelamawangi dan bangunan sekolah dasar (SD) setempat. Juga ada beberapa warga yang memilih mengungsi ke rumah keluarga.
Sebelumnya, BNPB mencatat banjir di NTT menelan 68 korban meninggal dunia, 15 orang luka-luka, 70 orang hilang. Setidaknya 2.655 jiwa terdampak banjir yang menerjang sejak Minggu (4/4) dini hari itu.
(tst/fey/mts/arh)