Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan merelokasi warga di wilayah paling terdampak banjir di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Doni mengungkap kawasan di lereng Ile Gunung Lewotolo merupakan wilayah yang paling terdampak banjir. Dan, masyarakat di kawasan tersebut seharusnya sudah direlokasi sejak sebelum bencana terjadi.
"Khusus [Kabupaten] Lembata, dua desa terdampak paling besar, di Kaki Gunung Lewotolo yang seharusnya dalam beberapa waktu terakhir pemerintah daerah sudah merencanakan untuk relokasi warga di sana," tuturnya melalui siaran langsung di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun karena ada badai siklon, akhirnya terdampak paling banyak. Kami BNPB dan PUPR akan merancang masyarakat dan warga di kawasan tersebut bisa direlokasi," tambah dia.
Akibat banjir yang melanda NTT karena cuaca ekstrem sejak Minggu (4/4) itu, Doni mengatakan hampir 500 unit bangunan rusak di 10 kabupaten dan 1 kota.
Rinciannya 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, 34 rumah rusak ringan, 1.962 rumah terdampak, 14 fasilitas umum rusak berat, 1 fasilitas umum rusak ringan dan 84 fasilitas umum terdampak.
Itu belum termasuk data kerusakan di Kabupaten Lembata, yakni mencapai 224 rumah yang rusak berat, 15 rumah rusak sedang, dan 75 rumah rusak ringan.
Doni menyatakan hingga saat ini masih ada 103 orang yang belum ditemukan dan masih dalam pencarian, 8.424 jiwa harus mengungsi, dan 2.683 jiwa terdampak banjir.
"Pemerintah ditugaskan pak presiden akan membangun rumah yang rusak berat, sedang dan ringan. Anggaran dari pemerintah pusat yang rusak berat Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, rusak ringan Rp10 juta," tambah dia.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan pihaknya mengirim satu unit kapal yakni KRI Oswald Siahaan (OWA) dengan nomor lambung 354 beserta pesawat angkut berat C-130 Hercules untuk membantu menangani bencana berupa banjir bandang dan longsor yang terjadi di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Selain itu kata Hadi, pihaknya juga telah mengirimkan satu unit helikopter yang digunakan untuk membantu para korban di lokasi kejadian. Perlengkapan milik TNI ini juga digunakan untuk mengangkut sejumlah bantuan yang memang dibutuhkan para korban.
"Hari ini saya telah memerintahkan Kasal untuk memberangkatkan KRI OWA-354 dalam rangka mengangkut bantuan dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial RI menuju lokasi bencana di NTT dan NTB," kata Hadi melalui keterangan tertulis, Selasa (6/4).
Selain itu, sejumlah prajurit kata Hadi telah diberangkatkan untuk membantu evakuasi di lokasi bencana. Dia juga menegaskan satu unit pesawat angkut berat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, dan Skadron Udara 32 Lanud TNI AU Abdulrachman Saleh Malang, telah disiagakan.
Pesawat ini akan digunakan untuk mengangkut pasukan TNI dan sejumlah bantuan kemanusiaan.
Dia juga menambahkan, rencananya TNI akan memberangkatkan Batalyon Zeni dari Kodam IX/Udayana Bali dan Kodam XIV/Hasanuddin Makassar ke lokasi bencana membantu rehabilitasi dan rekonstruksi.