Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (BNPB) Raditya Jati mengatakan total ada 11 wilayah yang terdiri dari kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdampak banjir bandang dan longsor akibat cuaca ekstrem imbas dari bibit siklon dan siklon tropis Seroja sejak akhir pekan lalu.
Dia menyebut, keseluruhan korban meninggal akibat bencana alam di NTT yang telah diverifikasi dan diidentifikasi saat ini berjumlah 86 orang.
Jumlah korban jiwa terbanyak yang terdata sejauh ini ada di Kabupaten Flores Timur, disusul Kabupaten Lembata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sebaran data dan fakta kebencanaan di 11 kabupaten/kota yang dihimpun BNPB hingga Selasa (6/4).
Di wilayah ini terjadi banjir bandang dan tanah longsor. Sehingga 49 jiwa meninggal dunia, luka-luka 22 orang, hilang 23 orang, dan mengungsi sebanyak 256 orang.
Selain itu, bencana juga menyebabkan 218 KK terdampak, 82 unit rumah rusak berat, 34 unit rumah rusak ringan dan 97 rumah terdampak.
Di wilayah ini hanya terjadi banjir bandang, dengan korban meninggal dunia sebanyak 16 orang. Kemudian 51 orang dilaporkan meninggal dunia, 98 orang luka-luka dan 958 orang harus mengungsi.
Kerugian lain yaitu, 224 unit rumah rusak berat, 15 unit rumah rusak sedang dan 75 unit rumah rusak ringan.
![]() |
Wilayah ini juga hanya diterjang banjir yang menyebabkan 67 KK atau sebanyak 284 orang mengungsi dan 54 unit rumah terdampak.
Terjadi bencana berupa angin kencang di wilayah ini yang menyebabkan 6 KK terdampak, luka-luka satu orang. Rumah rusak berat akibat angin kencang sebanyak 4 unit, dan rumah rusak sedang sebanyak dua unit.
Terjadi bencana banjir yang menyebabkan 17 orang meninggal, 24 orang dinyatakan hilang, 25 orang mengalami luka-luka. Sementara kerusakan dilaporkan sebanyak 127 unit rumah mengalami kerusakan.
![]() |
Terjadi banjir yang menyebabkan 109 KK atau 475 jiwa terdampak, dan total pengungsi di wilayah ini sebanyak 1.803 KK atau 7.212 jiwa.
Terjadi bencana banjir di wilayah ini yang menyebabkan satu orang meninggal dunia, dan 30 unit rumah terdampak.
Terjadi bencana berupa cuaca ekstrim yang menyebabkam satu orang meninggal, 743 KK atau 2.190 jiwa terdampak. Dengan kerusakan sebanyak 657 unit rumah terdampak, dan 10 unit rumah rusak sedang.
Terjadi bencana banjir yang berakibat pada dua orang dilaporkan meninggal dunia, dan sebanyak 1.154 unit rumah terdampak.
Terjadi bencana angin kencang dan vanjir yang menyebabkan 153 KK atau 672 orang mengungsi dan 12 unit rumah mengalami rusak berat.
Raditya menerangkan rincian data yang BNPB paparkan pada Selasa petang itu merupakan data terbaru yang dilaporkan kepada pihaknya. Data tersebut bisa berubah karena penemuan di lokasi kejadian yang memang dinamis.
Sebelumnya, cuaca ekstrem sudah melanda hampir seluruh wilayah kepulauan di NTT. Pada Minggu (4/4) malam, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerangkan pihaknya telah memberikan peringatan cuaca dini atas pantauan munculnya bibit siklon tropis 99S sejak dua hari ke belakang. Bibit siklon itu kemudian tumbuh menjadi siklon tropis Seroja pada Senin (5/4) dini hari dengan kekuatan pusaran angin maksimal mencapai 85 kilometer per jam.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya mengantisipasi bahaya lanjutan akibat cuaca ekstrem di seluruh wilayah Indonesia, terutama NTT. Hal tersebut ia sampaikan saat memimpin Rapat Terbatas Penanganan Bencana di NTB dan NTT dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).
(tst/kid)