DPO Terduga Teroris di Tanjung Barat Sempat Ambil Bansos

CNN Indonesia
Jumat, 09 Apr 2021 14:40 WIB
Salah satu warga Tanjung Barat, Jagakarsa Jakarta Selatan, yang masuk DPO terorisme, NF, disebut terakhir kali terlihat pada dua bulan lalu.
Ilustrasi daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus terorisme. (Foto: Basri Marzuki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu warga yang sempat masuk daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme, NF, disebut pernah terlihat mengambil bantuan sosial tunai (BST) dua bulan lalu. 

Sebelumnya, Mabes Polri merilis Daftar Pencarian Orang terkait tiga terduga teroris sambil mencantumkan nama dan alamatnya melalui akun Twitter Divisi Humas Polri, @DivHumas_Polri, Kamis (9/4).

Salah satunya adalah NF, yang tinggal di Jalan Mawar RT 003/04, Kelurahan Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lokasi pada Jumat (9/4), rumah milik NF sepi. Pintu dan jendela rumah tampak tertutup rapat. Sejak pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB tak ada orang yang keluar dari rumah tersebut.

Warga sekitar yang tak mau disebutkan namanya mengaku terakhir kali melihat NF dua bulan lalu. Saat itu, NF terlihat berjalan melewati rumahnya.

"Beberapa bulan kemarin. Sekitar dua bulanan lah," ucapnya.

Budi, Ketua RT 003 RW 04 Kelurahan Tanjung Barat, mengaku bertemu dengan NF pada Februari 2021. Saat itu, kata dia, NF mendatangi rumahnya untuk mengambil BST.

Namun, Budi mengaku tak sempat mengobrol dengan NF yang langsung pergi usai mengambil jatah bantuan sosialnya.

"Tidak berkomunikasi. Cuma liat beliau ambil BST awal Februari 2021. Itu terakhir saya liat," ucap Budi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/4).

Budi menjelaskan sebenarnya NF sudah tidak tinggal lagi di Tanjung Barat lebih dari lima tahun yang lalu, tepatnya setelah NF menikah. Namun, karena alamat KTP-nya masih di Tanjung Barat, NF masih tercatat sebagai penerima BST di RT-nya.

"Namanya masih dapat BST," ucap dia.

Aktif dan Bergaul

Terkait, dugaan NF terlibat terorisme, Budi mengaku kaget. Sebab, menurutnya tak ada tanda-tanda NF yang merujuk ke arah itu.

NF, kata dia, yang lahir di daerah Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dan besar di Tanjung Barat setelah rumahnya digusur, merupakan pribadi yang baik dan mudah bergaul dengan orang-orang di lingkungan rumahnya.

"Saya prihatin dan kaget," ucapnya, terkait penetapan status DPO itu.

"[NF] kecil dan besarnya tinggal di wilayah kami dengan kakek dan neneknya. Beliau orang baik. Tidak punya masalah selama ini. Bergaul dan terbuka," imbuh Budi.

Selain itu, NF juga dikenal sebagai sosok yang aktif. Dia tergabung dengan karang taruna di wilayahnya dan dikenal mempunyai solidaritas yang tinggi terhadap teman-temannya.

Infografis Kasus Terorisme Sepanjang 2019Infografis Kasus Terorisme Sepanjang 2019. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

Setelah lima tahun NF pindah, Budi juga mengaku tidak tahu perkembangan NF lantaran tak pernah lagi berkomunikasi secara rutin.

Sebelumnya, Detasemen Khusu (Densus) 88 Antiteror Polri menggerebek rumah terduga teroris di Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (6/4).

Penggerebekan itu masih berkaitan dengan terduga teroris yang ditangkap di Condet, Jakarta Timur, beberapa pekan lalu.

Menyusul itu, Divisi Humas Polri mengeluarkan rilis DPO tiga terduga teroris lainnya. Ketiga terduga teroris tersebut adalah di YI alias Jr (53) yang beralamat di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Lalu NF (35) di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Terakhir, ARH (48) di Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

(yla/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER