Dua WNI Bikin Situs Palsu, Raup Dana Covid AS US$60 Juta

CNN Indonesia
Jumat, 16 Apr 2021 07:50 WIB
Dua orang WNI ditangkap di Surabaya atas tuduhan membuat situs palsu milik pemerintah AS untuk menipu sehingga bisa meraup dana hingga US$60 juta.
Dua WNI pembuat situs palsu mirip milik pemerintah AS ditangkap Polda Jatim. Dua tersangka diperkirakan bisa meraup dana US$60 juta(. CNN Indonesia/ Farid)
Surabaya, CNN Indonesia --

Dua orang warga negara Indonesia (WNI) diduga membuat situs palsu untuk meraup dana bantuan Covid-19 dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Mereka diperkirakan meraup dana hingga US$60 juta atau setara dengan Rp873 miliar rupiah.

Keduanya berinisial SFR dan MCL. Mereka ditangkap di Surabaya oleh Polda Jatim yang berkoordinasi dengan Biro Investigasi Federal (FBI) AS.

Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan situs palsu yang dibuat dua tersangka ini menyerupai laman resmi pemerintah AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alamat website tersebut lalu disebarkan secara acak dengan menggunakan layananSMS blast. Sasarannya, adalah 20 juta warga negara Amerika Serikat.

"Yang membuat scam page MCL, kemudian disebarkan oleh SFR menggunakan aplikasi semacamSMS blastmenyebar ke 20 juta nomor telepon warga negara AS," kata Nico di Surabaya kemarin.

Dari jutaan SMS yang dikirim, ada 30.000 warga AS kemudian tertipu. Mereka percaya, lalu mengklik tautan dalam SMS yang dikirimkan tersangka.

"Warga yang tertipu akan mengisi sejumlah data yang ada dalam website. Data itu, selanjutnya disalahgunakan oleh tersangka untuk mencairkan dana bantuan Covid-19 untuk warga negara Amerika," kata Nico.

Untuk satu data warga, pemerintah AS menggelontorkan dana US$2.000 atau setara Rp29,2 juta.

Dana itu merupakan Pandemic Unemployment Assistance(PUA) yang dialokasikan pemerintah AS untuk warganya yang terdampak pandemi Covid-19.

"Sebanyak 30 ribu warga AS tertipu, total kerugian pemerintah AS mencapai US$60 juta," kata Nico.

Nico mengatakan, oleh kedua tersangka ini, uang hasil pencurian data dan penipuan itu digunakan untuk membeli berbagai peralatan yang lebih canggih.

Kasus ini terungkap berkat kerjasama Polda Jatim, Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri dan FBI.

(frd/sur)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER