Rangkuman Covid: Nasib Vaksin Nusantara & Kasus DKI Naik Lagi

Program vaksinasi sebagai upaya menekan laju penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia telah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan terakhir. Vaksinasia menargetkan herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus.

Namun demikian, program vaksinasi terkendala stok vaksin imbas embargo di luar negeri.

Sementara di Indonesia, keberadaan vaksin Nusantara yang digagas mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto masih berpolemik.

CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir sebagaimana berikut:

Vaksin Nusantara Didanai Negara

Vaksin Nusantara sempat didanai negara saat Terawan masih menjabat sebagai menteri kesehatan. Tim peneliti vaksin Nusantara Muhammad Karyana membantah anggarannya mencapai Rp29 miliar seperti informasi yang beredar.

Anggaran diklaim hanya digunakan untuk uji klinis fase I bagi 28 orang.

Sementara Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban meminta pengembangan vaksin Nusantara tetap mengikuti kaidah ilmiah penelitian sesuai amanat Presiden Joko Widodo dan tak dikaitkan dengan kepentingan kelompok.

Nasib di BPOM 

Tim peneliti vaksin Nusantara meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lebih tegas memberikan keputusan soal lampu hijau vaksin Nusantara.

Sementara BPOM menyatakan tak terkait dengan uji klinis vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto. Kepala BPOM Penny Lukito juga enggan berkomentar soal konsekuensi kesehatan jika vaksin berlanjut tanpa standar yang berlaku.

Salah satu yang menerima suntikan adalah Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical yang disuntik langsung Terawan di RSPAD Gatot Soebroto hari ini.

Tim peneliti sekaligus membantah informasi yang menyebut vaksin Nusantara menggunakan komponen impor yang mahal dan dikembangkan oleh Amerika Serikat (AS).

Kerja sama dengan AS disebut hanya merupakan transfer alih teknologi.

Kasus Covid Jakarta Kembali Naik

Kasus positif virus corona di DKI Jakarta kembali menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari terakhir mencapai lebih dari 6 ribu setelah sempat melandai.

Mobilitas warga yang cukup tinggi juga menjadi sorotan. Tingkat kepatuhan menggunakan masker juga mulai turun.