Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan warga Indonesia untuk sebisa mungkin tidak mudik dan tetap berdiam diri di rumah selama musim Lebaran tahun ini.
Dicky mengatakan imbauan itu mengacu pada sejarah Nabi Muhammad saat mengendalikan wabah. Nabi Muhammad, menurut Dicky, punya langkah yang bijak dalam mengendalikan wabah yaitu dengan selalu memikirkan skenario terburuknya.
"Bagaimana kita bisa meneladani Rasulullah kalau kita belum mengetahui sirahnya? Bayangkan, 1400 tahun lalu, Rasul telah mengajarkan larangan bepergian dan karantina ketika ada wabah," ucap Dicky dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (17/4)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita penting untuk berpikir skenario terburuk. Kalau mau mudik, jangan berpikir sudah divaksin karena aman," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan dalam ajaran Nabi Muhammad, ada hadits lain yang mengajarkan social distancing dan isolasi. Hal itu juga bisa menjadi acuan dalam penerapan epidemiologi.
Misalnya, soal kebersihan sebagian dari iman, dari mulai mensucikan yang najis lewat wudhu sampai mandi junub itu bermanfaat. Terkait kebersihan komunitas, Rasulullah menutup wajah ketika bersin.
"Akhirnya para dokter dan ilmuwan muslim menganjurkan masker. Ini yang kita tahu, termasuk dari WHO, tangan menjadi salah satu metode transmisi dari berbagai penyakit," jelasnya.
Menurutnya ajaran-ajaran tersebut bisa dicontoh sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
"Dalam sejarahnya, ada pentingnya mencari pengobatan dan perawatan. Kemudian, ajaran lainnya terkait dari strategi wabah adalah mitigasi penyakit," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah sudah mengeluarkan larangan resmi terkait aktivitas mudik. Larangan itu berlaku mulai 6-17 Mei 2021. Pada masa larangan tersebut pemerintah meminta sejumlah moda transportasi tidak beroperasi untuk sementara.
(sfr)