Sunan Giri dan Rumusan Jalan Dakwah Lewat Seni Budaya

CNN Indonesia
Selasa, 20 Apr 2021 09:00 WIB
Sunan Giri menciptakan permainan anak-anak seperti Jelungan, Lir-ilir, Jamuran, dan Cublak-cublak Suweng.
Ilustrasi Sunan Giri. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sosok yang pernah dimasukkan ke dalam peti saat bayi, lalu dilarungkan ke sungai bukan hanya Nabi Musa atau Kumbakarna dalam Babad Mahabharata. Sunan Giri merupakan salah satu Wali Songo yang memiliki jalan hidup terbilang dramatis dengan masa kecil yang pahit.

Sunan Giri Lahir di Blambangan (Banyuwangi, Jawa Timur) pada 1442 Masehi. Susilarini dalam bukunya Mengenal Sembilan Wali menyebut Sunan Giri memiliki banyak nama panggilan. Beberapa di antaranya yang populer adalah Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin, dan Joko Samudra.

Dikisahkan, pelarungan bayi Sunan Giri dilatarbelakangi politik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, Patih kerajaan Blambangan tidak mau Pangeran Giri menjadi pewaris kerajaan. Prabu Menak Sembuyu menyiapkan sebuah peti besi untuk kelahiran Giri kecil. Bayi mungil itu kemudian dilarung ke lautan Selat Bali.

Singkat cerita, Sunan Giri dewasa berguru kepada Sunan Ampel. Sunan Ampel kemudian mengetahui asal Sunan Giri yang sebenarnya. Ia lalu mengirimkan muridnya itu untuk melanjutkan belajar Islam di Pasai, Aceh, sebelum menjalankan ibadah haji ke tanah suci Mekkah, Arab Saudi, kemudian.

Di Pasai, Sunan Giri berguru Maulana Ishaq yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Setelah tiga tahun belajar dengan ayahnya, Joko Samudra yang kemudian lebih dikenal sebagai Raden 'Ainul Yaqin diutus untuk menyiarkan Islam di Jawa oleh ayahnya.

Raden 'Ainul Yaqin kemudian mendirikan pesantren Giri di Gresik.

Berdakwah dengan Kesenian

Budayawan dan pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak, Bantul, Yogyakarta, Jadul Maula mengatakan pada periode Sunan Giri, jaringan wali songo yang terdiri dari Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Djati merumuskan strategi kebudayaan penyebaran Islam.

Hal itu diwujudkan dalam penggunaan medium seni budaya seperti penciptaan wayang, tembang-tembang Jawa. Ia juga menciptakan gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmarandana dan Pucung.

Sunan Giri juga menciptakan permainan anak-anak seperti Jelungan, Lir-ilir, Jamuran, dan Cublak-cublak Suweng. Selain itu, mereka juga merumuskan suatu tata kota.

"Era Sunan Ampel itu dasar-dasar jaringan, gerakan budaya secara lebih sistematis itu dikembangkan pada era Sunan Giri," kata Jadul saat dihubungi CNNIndonesia.com akhir pekan kemarin.

Lebih lanjut, Jadul menyebutkan bahwa Sunan Giri juga melakukan penyebaran Islam secara sistematis melalui sistem pendidikan. Ia mengirimkan murid-muridnya ke berbagai wilayah di Nusantara seperti, Nusa Tenggara, Flores, Martapura, Buton, Goa, hingga Maluku.

"Yang mengislamkan wilayah Sulawesi, Datuk Ribandang itu santri Giri juga," terang penulis buku Islam Berkebudayaan itu.

Selain itu, Jadul juga menyebutkan bahwa jaringan kerja para wali di Nusantara berporos di Giri. Dari wilayah tersebut, kemudian menyebar ke pantai utara Jawa, dan luar pulau Jawa.

"Sunan Giri punya kewibawaan rohani setelah Sunan Ampel," tuturnya.

(iam/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER