Surabaya-Banyuwangi Jadi Crisis Center Pencarian KRI Nanggala
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad menyebut akan menyediakan dua crisis center operasi pencarian KRI Nanggala-402 di Markas Komando (Mako) Armada II Surabaya dan Lanal Banyuwangi.
Hal itu bertujuan untuk persiapan penanganan jika para awak kapal sudah ditemukan dalam operasi pencarian kapal tersebut.
"Tambahan juga sebagai mako crisis center di Mako Armada II Surabaya dan juga direncanakan ada di lanal Banyuwangi," ucap Riad dalam dalam konferensi pers yang disiarkan oleh CNN Indonesia TV, Kamis (22/4).
Riad menjelaskan, Mako Armada II Surabaya sudah disiapkan peralatan untuk berkomunikasi dan mendapatkan berbagai keterangan informasi.
Sementara di Banyuwangi sudah disediakan berbagai peralatan dan kebutuhan untuk membantu menyelamatkan kru seperti ambulans dan mobile hyperbaric chamber.
"Sudah disiapkan bagaimana komunikasi dan sebagainya untuk kita berkomunikasi langsung dan mendapat keterangan. Kedua, di ranah Banyuwangi disiapkan di sana ambulans maupun peralatan lainnya," ucapnya.
Diketahui, sudah lebih dari 24 jam sejak hilang kontak, kapal selam KRI Nanggala-402 belum juga ditemukan. Kapal tersebut membawa 53 orang personel yang terdiri dari 49 anak buah kapal, satu orang komandan, dan tiga orang arsenal.
Sampai saat ini, TNI telah mengerahkan lima KRI, 1 helikopter dan 400 orang untuk melakukan operasi pencarian kapal selam tersebut.
Selain itu, Riad juga mengatakan sudah ada dua negara yang telah memastikan akan mengirim kapal bantuan yakni Singapura dan Malaysia.
Untuk kapal rescue milik Singapura dijadwalkan akan tiba di perairan Bali pada 24 April, sedangkan Malaysia 26 April.
(yla/pris)