Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menyebut ada dua kemungkinan mengapa terlihat tumpahan minyak di lokasi tempat hilangnya KRI Nanggala-402 di perairan Bali.
Pertama, tangki bocor hingga membuat kapal tenggelam ke kedalaman 600-700 meter. Diketahui, KRI Nanggala hanya bisa menyelam maksimal di kedalaman 500 meter.
"Kemungkinan tangki retak, bocor," kata Yugo dalam konferensi pers, Kamis (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemungkinan kedua, ada kemungkinan anak buah kapal sengaja membuang bahan bakar dengan tujuan agar kapal bisa melayang. Bahan bakar itu lantas terlihat di permukaan laut.
"Harapannya untuk meringankan sehingga kondisi bisa melayang," kata Yugo.
Akan tetapi, itu semua masih prediksi dan belum bisa dipastikan kebenarannya. Baru bisa dipastikan jika kapal sudah ditemukan.
Yugo juga menjelaskan bahwa kondisi perairan Bali dalam keadaan baik dan cerah saat KRI Nanggala pergi latihan pada Rabu kemarin (21/4).
Selain itu, dia juga memastikan KRI Nanggala dalam kondisi yang bagus dan terawat. Yugo menjelaskan bahwa perawatan kapal dilakukan secara bertahap. KRI Nanggala, lanjutnya, sudah dinyatakan layak dan dalam kondisi bagus per Januari 2020 lalu, sehingga masih digunakan.
"Dan kapal ini masih oke bulan Januari 2020 di PT PAl sehingga masih layak," katanya.
Diketahui, kapal selam KRI Nanggala-402 belum juga ditemukan usai lebih dari 24 jam sejak hilang kontak. Kapal tersebut membawa 53 orang personel yang terdiri dari 49 anak buah kapal, satu orang komandan, dan tiga orang arsenal.
Sejauh ini ini, TNI telah mengerahkan lima KRI, 1 helikopter dan 400 orang untuk melakukan operasi pencarian kapal selam tersebut. Dua negara tetangga juga telah memastikan akan mengirim kapal bantuan yakni Singapura dan Malaysia.