Sejumlah anggota DPR RI disuntik Vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta pada Kamis (22/4). Mereka disuntik setelah menjalani pengambilan sampel darah pada pekan lalu.
Salah satu anggota DPR yang ikut serta dalam penyuntikan Vaksin Nusantara ialah Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Melki Laka Lena.
"Penyuntikan vaksin berbasis platform sel dendritik. Selesai suntik sekitar jam 3 sore," kata Melki saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melki mengatakan selain dirinya, sejumlah anggota dewan lainnya juga turut disuntik hari ini, termasuk Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.
"Pak Dasco dan banyak lagi anggota DPR RI Komisi lX dan komisi lainnya. [Efek vaksin] sejauh ini oke, baik-baik saja," ucap dia.
Sebelumnya, nasib Vaksin Nusantara telah ditentukan melalui nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kementerian Kesehatan, BPOM, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) pada Senin (19/4).
Vaksin Nusantara disepakati hanya dilakukan guna kepentingan penelitian dan pelayanan. Artinya, proses vaksin Nusantara ini bukan uji klinis vaksin untuk dimintakan izin edar oleh BPOM.
Tim peneliti vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto menargetkan proses penelitian vaksin virus corona berbasis sel dendritik ini rampung dalam 2,5 bulan.
"Untuk penelitian yang sekarang ini kurang lebih sekitar 2,5 bulan. Selesai penelitian kami akan audit sesuai dengan Good Clinical Practice (GCP) atau tidak. Kemudian kami akan lengkapi semua, pelaporan dan evaluasi," kata Peneliti Utama Vaksin Nusantara, Kolonel Jonny saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (20/4).
Sejumlah politikus dan tokoh nasional ikut mendukung kegiatan tersebut di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Beberapa di antaranya yang menerima vaksin tersebut adalah Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sampai mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.
Penyuntikan Vaksin Nusantara berlanjut meski Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tidak memberikan izin vaksin buatan mantan Menkes Terawan Agus Putranto dilanjutkan ke uji tahap II. BPOM menilai pengujian vaksin tersebut tidak memenuhi standar-standar yang berlaku.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito enggan berkomentar ketika ditanya soal konsekuensi kesehatan, apabila vaksin yang dibuat dari sel dendritik itu terus berlanjut tanpa sesuai standar yang berlaku.
(yoa/pmg)