Yayu adik Susan ini pun mengungkapkan, meski sudah mendapatkan penanganan medis di RSHS Bandung, sang kakak masih kesulitan berjalan dan penglihatan pun normal. Namun keluarga telah mendapatkan bekal obat-obatan.
"Sekarang sudah melihat warna dan bentuk tapi belum bisa melihat jelas. Kalau ke mana-mana masih ngesot, geraknya sedikit, karena capek. Sampai saat ini masih begitu. Memang kalau pas awal prihatin banget, keluarga sudah pasrah waktu itu," kata Yayu saat diwawancara Rabu (28/4).
Dia menambahkan, berdasarkan keterangan petugas kesehatan di RSUD Pelabuhanratu, kondisi Susan disebabkan oleh gangguan pada sistem imun dan kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari dokter di Palabuhanratu begitu, tapi kalau kata pihak RSHS ada beberapa gejala, yang pertama GBS MFS Miller Fisher, kemudian gangguan mata dan pencernaan," ungkap Yayu yang merupakan guru honorer di SMAN 1 Cisolok tersebut.
Yayu pun berharap sang kakak kembali pulih dan sehat seperti sediakala.
"Saya hanya ingin kakak saya sembuh, sampai saat ini itu satu-satunya keinginan saya. Awalnya juga dia baik-baik saja," pungkas Yayu.
Adapun Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Andi Rahman meminta publik menunggu hasil investigasi Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI mengenai kejelasan penyebab gangguan kesehatan yang dialami Susan.
"Kami di Pokja KIPI tidak berwenang memberi keterangan apakah ini berhubungan dengan vaksin atau tidak, karena kewenangan kami hanya sampai penatalaksanaan kasus sesuai kemampuan sarana yang ada di RS Kabupaten Sukabumi dan pelajaran, kewenangan investigasi ada di KOMDA dan KOMNAS KIPI," jelas Andi.
![]() |
Dia pun membantah pihaknya melakukan pembiaran terhadap kasus ini. Andi mengatakan langsung melakukan penanganan.
"Supaya paham, kita tidak ada pembiaran. Apakah KIPI atau tidak, oleh ahli yang menjawab, bukan kita. Sisa vaksin ini kan, vaksin untuk 10 orang 1 vialnya. Sisanya disuntikkan yang lain [ternyata] tidak apa-apa kalau dari vaksin semuanya ikutan dong," ungkap Andi.
Cerita ihwal kelumpuhan dan gangguan penglihatan yang dialami Susan bermula dari unggahan warganet di media sosial. Pengguna akun bernama Rudi Ripandi dalam unggahannya itu ikut menandai nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga pihak Kementerian Kesehatan.
Rudi menyebut, kejadiana yang dialami Susan terjadi setelah menjalani suntik vaksin dosis kedua untuk guru.
Baca berita selengkapnya di sini.
(nma/gil)