Ratusan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan rapid test antigen sebelum mengikuti aksi unjuk rasa Hari Buruh Sedunia di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Ketua Departemen Media dan Komunikasi KSPI Kahar Cahyono mengatakan pihaknya membuat imbauan khusus agar buruh yang akan ikut demonstrasi menjalani tes pencegahan Covid-19.
"Hari ini sebagian kawan sudah melakukan itu. Dipastikan peserta dari KSPI sudah lolos rapid antigen sebelum ikut aksi," kata Kahar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (30/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kahar menyebut kegiatan itu mereka lakukan untuk menyampaikan pesan kepada aparat. KSPI hendak menjawab pernyataan aparat yang selama ini melarang demonstrasi selama pandemi.
Menurut Kahar, demonstrasi tidak berbahaya asal dilakukan sesuai protokol kesehatan. Dia menyebut KSPI menerima jika unjuk rasa diatur, asalkan bukan dilarang.
"Aksi jangan dilarang lah! Kalau masalahnya pandemi, ada solusinya. Selama ini orang-orang berpergian diperbolehkan, asal rapid. Kita juga begitu," ujarnya.
Kelompok buruh dari KSPI juga diwajibkan mengenakan masker selama aksi unjuk rasa. Mereka juga diharuskan menjaga jarak selama mengikuti demo.
Hari Buruh Internasional akan diperingati sejumlah serikat buruh di berbagai daerah di Indonesia. KSPI mengklaim akan melibatkan 50 ribu pekerja untuk demonstrasi esok hari.
Buruh-buruh di Jakarta akan memusatkan aksi di sekitar Mahkamah Konstitusi dan Istana Kepresidenan. Selain itu, ada pula aksi unjuk rasa di Kantor Organiasi Buruh Internasional (ILO) di Jalan MH Thamrin.
Adapun, KSPI akan menyuarakan dua tuntutan aksi dalam May Day esok hari. Pertama, cabut/batalkan omnibus law UU Cipta Kerja. Lalu tuntutan kedua, buruh mendesak berlakukan UMSK 2021.
Diketahui, KSPI tengah melakukan uji formil dan uji materiil terhadap omnibus law UU Cipta Kerja. KSPI lantas meminta Mahkamah Konstitusi untuk mendengarkan apa yang disampaikan kaum buruh dalam May Day.
(dhf/pmg)