Mantan bos Go-jek itu mengatakan, siswa juga bakal mengikuti survei karakter dalam asesmen tersebut. Nantinya, kata Nadiem, survei bisa memetakan situasi siswa di sekolah terkait isu intoleransi, kekerasan seksual hingga, perundungan atau bullying.
"Bisa kita ukur, per sekolah ada peta-petanya. Ini program big data pertama kita. Pak Presiden sering menagih saya lakukan digital government. Ini step pertama kita," jelas Nadiem.
Selanjutnya merespons pertanyaan Jokowi soal terobosan, Nadiem turut mengungkap telah membuat program regenerasi kepemimpinan melalui Guru Penggerak. Program ini nantinya bakal menelurkan kepala sekolah, pengawas hingga pemimpin untuk sekolah-sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu Nadiem pun menyoroti fleksibilitas serta perubahan yang ia lakukan terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Dia juga menyebut, program Kampus Merdeka--di mana Nadiem memberi kesempatan agar mahasiswa bisa belajar di luar kampus--sebagai salah satu terobosannya di pendidikan tinggi.
Jokowi lalu lanjut menanyakan upaya yang sudah dilakukan Nadiem terkait infrastruktur dan teknologi di sekolah. Nadiem pun mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika soal hal tersebut.
"[Kami] Bekerja sama dengan Menkominfo untuk memastikan sekolah jadi prioritas koneksi internet. Dari Kemendikbud kami siapkan program distribusi laptop terbesar yang pernah terjadi," lanjut Nadiem.
Diketahui, Nadiem Anwar Makarim ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2019 lalu dengan harapan mampu membawa perubahan besar pada pendidikan Indonesia.
Keputusan Jokowi itu sempat membuat lingkungan pendidikan terkejut karena Nadiem tidak memiliki latar belakang di dunia pendidikan.
Beberapa kali nama Nadiem pun santer dikabarkan akan diganti ketika Jokowi hendak melakukan kocok ulang atau reshuffle kabinet.
Isu itu kembali mencuat ketika Kementerian Riset dan Teknologi ingin dilebur ke Kemendikbud. Namun Nadiem berhasil mempertahankan kursi menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi hingga saat ini.
Meski begitu, kinerja Nadiem tak luput dari kritik dari pegiat dan praktisi pendidikan. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) misalnya, pernah memberikan rapor merah atas kinerja satu tahun pertama Nadiem menjadi menteri.