Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) angkat bicara soal ratusan mahasiswa yang ditangkap saat aksi turun ke jalan bersama buruh dalam peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) pada Sabtu (1/5) lalu.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud-Ristek, Nizam mengaku belum menerima rincian informasi terkait penangkapan tersebut. Namun dia mengingatkan, aksi-aksi mahasiswa yang berujung ricuh justru berpotensi memunculkan stigma negatif dari masyarakat.
"Kalau misalnya kemudian demo menjadi anarkis mahasiswa malah menjadi korban. Stigma masyarakat juga jadi negatif," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nizam, mahasiswa mestinya bisa menyampaikan kritik dan masukan melalui saluran yang tepat. Sebab, kata dia, kekuatan mahasiswa ada pada daya intelektual mereka.
Kendati begitu Nizam menegaskan tidak melarang mahasiswa untuk ikut aksi turun ke jalan. Sebab penyampaian pendapat tersebut memang dilindungi undang-undang.
Hanya saja, dia menilai, aksi-aksi demikian justru menunjukkan mahasiswa tidak mampu memperlihatkan kelebihan mereka. Pasalnya lanjut Nizam, sebagai intelektual yang lahir di kampus, mahasiswa bukan saja harus berpikir kritis melainkan juga solutif.
Selain itu menurut dia, kritik juga harus disampaikan dengan bahasa yang santun. "Menyampaikan kritik, pemikiran, dan solusi perbaikan dengan santun, karena kita Bangsa Timur dan kampus adalah masyarakat akademis yang berbudaya," imbuh dia lagi.
![]() |
Aksi serentak di sejumlah daerah memperingati Perayaan Hari Buruh pada Sabtu (1/5) lalu diwarnai penangkapan oleh polisi. Aparat menciduk sejumlah mahasiswa yang bergabung bersama massa buruh.
Polisi beralasan penangkapan tersebut dilakukan sebab May Day adalah momen peringatan untuk kelompok buruh, bukan mahasiswa.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menyebut polisi mencegah munculnya kejadian tak diinginkan ketika mahasiswa berbaur dengan massa serikat pekerja.
"Ini bentuk preventif kita, pencegahan kita. Hari ini adalah hari Buruh. Kita cegat mahasiswa gabung dengan buruh," kata Yusri saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (1/5).