Ridwan Kamil Duga Zona Merah Jabar Imbas Pemudik Curi Start

CNN Indonesia
Rabu, 05 Mei 2021 23:24 WIB
Gubernur Ridwan Kamil menduga kembali munculnya daerah kategori zona merah di Jawa Barat akibat sejumlah pemudik yang curi start sebelum periode larangan mudik.
Ilustrasi curi start mudik. Sejumlah pemudik di salah satu terminal Jakarta, Selasa, 4 Mei 2021. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menduga temuan sebaran peta zona merah penyebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung Barat pada sepekan terakhir terjadi lantaran para pemudik yang nekat curi start sebelum larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menduga, mobilitas warga yang tak terkendali itu mengakibatkan dua daerah di Jawa Barat mengalami kenaikan kasus Covid-19. Sehingga, lanjut dia, wilayah itu masuk kategori daerah berisiko tinggi penularan.

"Dari Maret tidak ada zona merah, eh ini ada zona merah dua. Saya duga pasti akibat kerumunan-kerumunan mudik yang sudah curi-curi start," kata Emil dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (5/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emil lantas menyayangkan temuan itu. Pasalnya, kata dia, Jawa Barat telah mengalami perbaikan kasus secara perlahan-lahan. Kondisi tersebut menurutnya dibuktikan dengan kapasitas keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit yang berada di angka 42 persen.

Selain itu, Emil menyebut persentase kematian warga akibat Covid-19 di Jawa Barat juga di kisaran 1 persen. Rendahnya tingkat kematian itu terjadi, kata Emil, karena warga pemilik penyakit penyerta atau komorbid di Jawa Barat relatif sedikit.

"Kesimpulannya di Jawa Barat itu, Covid-19 itu tidak mematikan, tapi daya tular yang luar biasa. Karena tingkat kematian kita rendah konsisten setahun di bawah rata-rata nasional," tutur dia.

Petugas kesehatan Rumah Sakit COVID-19 Wisma Atlet menggunakan APD saat akan menjaga pasien di Jakarta, Jumat (26/2/2021). Berdasarkan data per Jumat (26/2/2021) pukul 08.00 WIB, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet tersebut sebanyak 4.459 orang dengan keterisian tempat tidur di RS Wisma Atlet sebanyak 74 persen dari 5.994, sehingga yang tersisa sebanyak 26 persen atau 1.535 tempat tidur. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.Petugas kesehatan menggunakan APD saat akan menjaga pasien. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Untuk itu, Emil kembali mewanti-wanti warga Jawa Barat untuk menahan diri melakukan aktivitas mudik. Sebab dia mengingatkan, berdasarkan data nasional tahun lalu terjadi lonjakan kasus Covid-19 baik secara harian maupun kumulatif hingga 93 persen usai libur Idulfitri pada 22-25 Mei 2020.

Hal serupa juga terjadi pada libur panjang Agustus 2020 lalu. Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 baik secara harian maupun kumulatif mingguan melonjak hingga 119 persen sejak libur panjang 20-23 Agustus 2020.

Selanjutnya libur panjang 28 Oktober-1 November 2020 terjadi peningkatan kasus harian Covid-19 hingga 95 persen. Dan terakhir, pada 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021, terjadi lagi peningkatan hingga 78 persen.

Emil sekaligus memastikan bahwa narasi mudik yang disampaikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah selaras dengan narasi pemerintah pusat. Dalam hal ini, pemerintah pusat menegaskan bahwa segala jenis mudik, baik lokal maupun mudik perjalanan antarprovinsi dilarang selama periode 6-17 Mei mendatang.

Tak hanya itu, melalui Addendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021, pemerintah memutuskan memberlakukan pengetatan mudik di masa sebelum dan sesudah larangan yakni 22 April sampai 5 Mei 2021 dan 18 Mei sampai 24 Mei 2021.

(khr/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER