Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut ada 4.900 orang pekerja migran yang mudik ke Jawa Timur sejak 28 April. Sebanyak 35 orang di antaranya positif Covid-19.
Khofifah mengatakan setiap pekerja migran dijemput TNI/Polri di Bandara Internasional Juanda. Mereka diantar ke Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, untuk menjalani karantina dan tes PCR.
"Hari ini ada 35 yang dirawat di rumah sakit dan ada 9 spesimen yang harus dilakukan sequencing," kata Khofifah dalam wawancara di program CNN Indonesia Newsroom, CNNIndonesia TV, Rabu (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khofifah menjelaskan para pekerja migran dikarantina selama menunggu hasil tes PCR. Karantina di Asrama Haji Surabaya diperkirakan sekitar dua hari.
Jika dinyatakan positif Covid-19, pekerja migran akan dirawat di Rumah Sakit Darurat Lapangan Indrapura, Surabaya. Jika negatif Covid-19, pekerja migran akan menjalani karantina selama lima hari di kabupaten/kota masing-masing.
"Tidak ada kepulangan tanpa penjemputan dari pemkab dan pemko dan diikuti tim dari TNI/Polri yang akan mengawal mereka. Mereka harus melanjutkan karantina berikutnya," tutur Khofifah.
Pemprov Jatim juga melakukan genome sequencing terhadap pekerja migran. Hasil tes PCR dengan nilai CT di bawah 25 akan diperiksa di Universitas Airlangga dan Litbangkes.
"Kita menunggu hasil sequencing supaya bisa mendeteksi kemungkinan yang sekarang sedang dikhawatirkan, varian-varian baru yang memiliki kecepatan penyebaran," ucap Khofifah.
Sebelumnya, pemerintah menerapkan larangan mudik jelang Idulfitri. Pelarangan dimulai 6 Mei dan berakhir 17 Mei.
Kebijakan itu ditempuh guna menekan potensi lonjakan kasus Covid-19. Pasalnya, kasus Covid-19 di Indonesia meningkat 93 persen usai masa mudik Idulfitri tahun lalu.
(dhf/psp)