Jajaki Kerja Sama, Bukti Serius Prabowo Modernisasi Alutsista

Kemhan | CNN Indonesia
Senin, 10 Mei 2021 15:48 WIB
Menhan Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan kerja ke Inggris, Rusia, Jepang dan Korea Selatan, salah satunya dalam rangka memodernisasi alutsista.
Menhan Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan kerja ke Inggris, Rusia, Jepang dan Korea Selatan, salah satunya dalam rangka memodernisasi alutsista. (ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejak awal 2021 Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan kerja ke berbagai negara seperti Inggris, Rusia, Jepang dan Korea Selatan. Sejumlah agenda dibawa Prabowo dalam kunjungan kerja tersebut.

Salah satunya dalam rangka memperkuat dan memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal itu dilakukan melalui penjajakan kemungkinan pengadaan dari negara produsen alutsista yang tidak bisa dipenuhi industri pertahanan dalam negeri.

Selain itu, dalam mengunjungi negara-negara tersebut, Prabowo juga melakukan penawaran alutsista produksi industri pertahanan dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerhati Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai kunjungan yang dilakukan Prabowo telah menghasilkan sejumlah rencana kerja sama strategis.

"Baik yang menyangkut pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan alutsista seperti pesawat tempur, tank dan kapal selam, kerjasama yang menyangkut pendidikan, pelatihan dan latihan militer, maupun berbagai rencana strategis lainnya yang menyangkut peningkatan daya saing dan pemasaran produk industri pertahanan dalam negeri," kata Khairul.

Khairul mengatakan ini merupakan bukti pemerintah melalui Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo sangat serius memodernisasi kekuatan pertahanan, mempercepat pertumbuhan industri dalam negeri serta mengupayakan pemenuhan kebutuhan alutsista.

"Terutama yang belum mampu diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri dan meningkatkan kemampuan para personel militer terutama dalam hal teknologi dan strategi terkini," katanya.

Namun, Khairul mengingatkan skema-skema kerja sama yang dibahas tetap harus dicermati dengan seksama, terutama yang menyangkut pembiayaan, transfer teknologi maupun peluang kerjasama produksi.

"Mengingat bahwa diplomasi pertahanan merupakan salah satu sarana dalam proses pencapaian kepentingan nasional, maka implementasinya juga harus dapat dilakukan dengan perencanaaan yang tepat dan memiliki akuntabilitas yang baik," katanya.

Selain itu, sambung dia, diperlukan telaah yang serius terhadap kesesuaian antara kepentingan nasional yang menjadi tujuan diplomasi pertahanan dengan proses yang meliputi kebijakan nasional dan kebijakan luar negeri, serta hasil yang hendak dicapai.

"Kesemua hal di atas harus selaras dengan empat prinsip yang dipegang Menhan Prabowo dalam pembangunan kekuatan pertahanan, yaitu tepat guna, geopolitik dan geostrategis, efisiensi anggaran, serta alih teknologi dan offset," jelasnya.

(osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER