Pemerintah Batasi Peserta Takbiran 10 Persen Kapasitas Masjid
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mewanti-wanti batasan maksimal peserta takbiran menjelang Idulfitri 1442 Hijriah adalah 10 persen dari kapasitas masjid atau musala. Selain itu, Satgas juga melarang agenda takbir keliling.
Upaya itu dilakukan guna menekan potensi transmisi virus corona yang terjadi pada kerumunan massa, mengingat kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia belum terkendali.
"Pelaksanaan takbiran dilakukan terbatas, hanya dengan maksimal 10 persen kapasitas maksimal masjid. Dan takbir keliling ditiadakan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (11/5).
Tak hanya itu, Wiku juga meminta peran aktif panitia hari besar Islam atau salat ied untuk mencari tahu informasi status zonasi kepada Satgas covid-19 daerah di tingkat desa atau kelurahan. Ia juga meminta Satgas covid-19 daerah mempersiapkan tenaga pengawas penerapan protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Lebih lanjut, Wiku sekaligus meminta warga yang berada di zona merah-oranye atau wilayah dengan risiko penyebaran Covid-19 tinggi-sedang untuk melakukan ibadah salat Ied di rumah saja. Ia menyebut setiap kegiatan ibadah seperti salat tarawih, salat idulfitri, hingga i'tikaf hanya diperbolehkan di zona kuning dan hijau.
"Salat Ied hanya dilakukan berjamaah di zona RT yang hijau atau kuning," kata dia.
Wiku juga mewanti-wanti bagi RT zona kuning dan hijau yang dipersilakan melaksanakan salat ied berjemaah harus mematuhi berbagai ketentuan yang telah ditetapkan. Seperti tidak melebihi kapasitas 50 persen.
Menyediakan alat pengecek suhu, tidak diikuti lansia atau orang sakit yang baru sembuh, orang dari perjalanan jauh, serta wajib memakai masker dari awal datang sampai meninggalkan masjid.
Selanjutnya, khutbah juga harus dipersiapkan maksimal 20 menit dengan menggunakan pembatas transparan di antaranya, dan terakhir diminta menghindari berjabat tangan dan bersentuhan fisik.
"Memang perlu ada persiapan yang baik, demi menjalankan ibadah yang khusyuk namun tetap aman, mengingat ini kita masih merayakan Idulfitri untuk kedua kalinya dalam pandemi Covid-19," kata Wiku.
(khr/pmg)