Selain Ali Kalora, MIT di Poso Ditopang Kelompok Qatar

CNN Indonesia
Kamis, 20 Mei 2021 08:40 WIB
Polisi menyatakan Mujahidin Indonesia Timur di Poso kini terbelah menjadi dua kelompok. Kelompok Qatar alias Farel alias Anas bergerak terpisah dari Ali Kalora.
Ilustrasi DPO terduga teroris di Poso. Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Sulawesi Tengah, CNN Indonesia --

Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah memastikan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Qatar alias Farel alias Anas adalah pelaku serangan yang menewaskan empat orang warga Lembah Napu, Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Selasa (11/5). Kelompok Anas merupakan kelompok yang terpisah dari Ali Kalora.

"Pelaku serangan di Kalemago itu adalah Mujahiddin Indonesia Timur. Berdasarkan keterangan saksi, seorang dari lima orang yang mendatangi mereka ada salah seorang yang mirip Qatar alias Farel alias Anas," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Polisi Didik Supranoto.

Dari informasi yang diperoleh dari Satuan Tugas Madago Raya, MIT bertumpu pada dua kelompok utama. Kelompok Ali Kalora berada di wilayah Poso Pesisir Utara dan kelompok Qatar alias Farel alias Anas kembali bergerilya di sekitar Lembah Napu, Lore Timur. Madago Raya merupakan Satgas yang bertugas memburu kelompok teror di Sulteng ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Qatar alias Farel alias Anas adalah pemuda berusia 27 tahun yang bergabung dengan kelompok MIT semasa masih dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah. Sebelum ke Poso, ia bermukim di Bima. Ia adalah anggota Jamaah Ansharut Tauhid yang ditengarai berada di belakang sejumlah aksi teror di kota berjuluk 'Kota Tepian Air' itu.

Qatar bernama asli Muhammad Busra. Berdasar data KTP yang didapat kepolisian, dia tercatat beralamat di Desa Wae Racang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur sebelum pindah ke Bima. Ia sebenarnya berasal dari Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat.

Qatar tercatat pernah berkuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Bima, Nusa Tenggara Barat. Kemudian menjadi ikhwan JAT Bima sejak 2011. Pada September 2012, Qatar bersama teman-temannya datang ke Poso memenuhi undangan Amir Askyari JAT Poso, Santoso alias Abu Wardah.

Saat di Poso inilah ia mengikuti tadrib asykari Pegunungan Mad, Tamanjeka, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Qatar memiliki kemampuan kartografi dan mahir menggunakan alat GPS.

Ciri-ciri paling menonjol Qatar adalah berkulit sawo matang agak bersih, berambut keriting, berbibir tebal dan berhidung bulat kecil.

Adapun kelompok MIT di bawah Qatar beranggotakan Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh dan Askar alias Jaid alias Pak Guru yang juga berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat, serta Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama berasal dari Banten.

Saat ini mereka diperkirakan masih berada di wilayah Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Terkait terpecahnya kelompok ini, Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, MA menyatakan tak ada alasan lagi bagi warga Poso atau simpatisannya, untuk mendukung keberadaan kelompok ini.

Seperti diketahui dari 9 orang anggota MIT, ada 4 orang Poso yakni Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

Sementara itu 4 orang lainnya yakni Qatar alias Farel alias Anas, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh dan Askar alias Jaid alias Pak Guru berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Adapun Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama berasal dari Banten.

"Empat warga Poso yang bergabung di kelompok MIT sudah mau menyerah, yang tersisa tinggal empat dari Bima, NTB dan satu dari Banten, dari luar Sulawesi Tengah. Jadi tidak ada alasan lagi untuk mendukung mereka," tandas Perwira Kopassus kelahiran Bangkalan, Madura, 6 Juli 1969 ini.

(jaf/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER