5 Tahun Perburuan Ali Kalora dan Mujahiddin Indonesia Timur

CNN Indonesia
Jumat, 02 Apr 2021 14:33 WIB
5 tahun sejak tewasnya Santoso, Satgas Madago Raya memburu pergerakan Ali Kalora & sisa anggota kelompoknya. Satgas membeberkan pola dan kekuatan kelompok ini.
Sejumlah prajurit TNI AD menyisir dan memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), di Desa Lembangtongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selassa (1/12/2020). (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pekan akhir Maret 2021 riuh dengan serangan teror di Gereja Katedral Makassar diikuti aksi penerobos bersenjata di Mabes Polri, Jakarta. Dua aksi teror itu hanya berselang tiga hari.

Kejadian Makassar terjadi pada Minggu (28/3) dan serangan di Jakarta pecah pada Kamis (31/3). Perhatian aparat keamanan pun terpusat pada dua peristiwa itu. Penangkapan sejumlah terduga teroris gencar dilakukan di pelbagai kota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di Poso, Sulawesi Tengah, sekitar 2.295 kilometer dari Ibu Kota, tim Komando Operasi Gabungan Khusus dari sejumlah satuan elit TNI dan polisi memburu kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT). Operasi ini bersandi Madago Raya.

Frasa itu diambil dari Bahasa Poso yang bermakna: baik hati.

Komplotan penebar teror itu kini di bawah pimpinan Ali Ahmad alias Ali Kalora. Sepeninggalan Santoso alias Abu Wardah, Ali Kalora menggawangi pergerakan MIT.

Santoso tewas ditembak Satuan Tugas Operasi Tinombala pada 18 Juli 2016. Pada tahun itu pula kepemimpinan MIT beralih.

Namun menurut Komandan Pelaksana Operasi Komando Operasi Gabungan Khusus, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, pergerakan kelompok ini kian terdesak.

"Mereka kini tidak bisa bergerak lebih jauh. Mereka sudah terdesak. Apalagi setelah Ali Kalora tertembak pada kontak Minggu, 23 Maret 2021 di Salubanga, Parigi Moutong, mereka kian kesulitan bergerak jauh. Mereka pun dalam kondisi kelaparan saat ini," ungkap Farid Makruf kepada CNNIndonesia.com.

Dibantu peta digital Google Maps, CNNIndonesia.com memetakan pola pergerakan kelompok MIT di sejumlah wilayah di Sigi, Parigi Moutong dan, Poso. Penelusuran ini juga berdasarkan pada rangkaian kejadian di beberapa titik di kawasan tersebut.

Berdasarkan informasi intelijen, pergerakan kelompok MIT hanya berpindah-pindah dari Lembantongoa, Sigi ke Salubanga, Parigi Moutong lalu ke Poso Pesisir Utara, Poso.

Pada lain waktu, komplotan MIT kerap pula menyeberang ke arah Manggalapi, Rejeki, Kecamatan Palolo di Sigi. Jalur ini pula yang memungkinkan mereka bisa turun ke Palu.

Dari titik peristiwa Jumat Berdarah pada 27 November 2020 di Lembantongoa, hanya perlu satu hingga dua jam untuk mencapai Salubanga. Lalu dari Salubanga ke wilayah Tambarana, Poso Pesisir Utara hanya butuh sekitar 6 jam.

Pola pergerakan MIT pun sudah terpetakan oleh tim Satgas Madago Raya. Kelompok ini kemungkinan tak akan bergerak jauh dari kawasan tersebut.

Berdasarkan pengukuran menggunakan menu measure distance di Google Maps, luasan area pergerakan Ali Kalora dan anak buahnya mencakup areal 92,71 kilometer persegi dengan asumsi garis lurus.

Namun berdasarkan informasi yang dihimpun, kelompok Ali Kalora juga memanfaatkan jalur sungai untuk bergerak dari Lembantongoa, Sigi ke Salubanga, Parigi Moutong dan Poso Pesisir Utara, Poso.

Adapun jarak dari Lembantongoa ke Salubanga sekitar 21 kilometer. Artinya ini bisa ditempuh dengan jalan kaki paling lama dua jam bagi penduduk lokal atau umumnya sekitar tiga jam lebih.

Lembantongoa merupakan kawasan yang terdiri atas permukiman penduduk asli dan dua satuan permukiman transmigran asal Jawa Barat, Jawa Tengah dan, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kelompok Mujahiddin Indonesia Timur selama beberapa waktu disebut menjadikan lokasi tersebut sebagai daerah persembunyian. Tapi ketiadaan simpatisan membuat mereka tak bertahan lama.

Berbeda dengan di wilayah Poso Pesisir Utara. Di sana mereka punya cukup pendukung untuk memenuhi kebutuhan logistik, bahkan untuk persenjataan dan amunisi.

Menakar Kekuatan Ali Kalora dan Simpatisan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER