Pemerintah terus mempersempit ruang gerak kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tenggara.
Saat ini, pemerintah masih berupaya mengejar sembilan anggota MIT yang tersisa.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengatakan pemerintah melalui Operasi Gabungan TNI-Polri, Satgas Madago Raya telah melakukan penyisiran, pengejaran, dan identifikasi anggota MIT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah juga telah melakukan penanganan wilayah secara komprehensif dan perimeter/pembatasan terhadap lokasi-lokasi pergerakan kelompok MIT melalui analisis intelijen dan IT," kata Boy dalam rapat bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Kamis (27/5).
Menurut Boy, saat ini Satgas Madago Raya juga masih melakukan pengejaran terhadap sembilan anggota MIT yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kelompok MIT kembali melakukan penyerangan terhadap warga sipil di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Utara/Napu, Kabupaten Poso pada 11 Mei. Akibatnya, empat orang warga tewas dipenggal.
Boy mengatakan, pihaknya bersama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) serta Polri telah memberikan santunan dan dana kerahiman kepada keluarga empat korban tersebut. Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan medis, psikologi, psikososial.
Di sisi lain, BNPT turut melakukan patroli siber dan upaya kontra radikalisasi dalam menangani kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. Boy menjelaskan, hal ini guna mencegah berita-berita yang mungkin dipelintir oleh kelompok maupun simpatisan MIT.
"Kami juga melaksanakan koordinasi penindakan, koordinasi intelijen, dan menginventarisir peluang dan kendala tim intelijen yang ada," ujarnya.
Selain itu, BNPT juga telah berkoordinasi dengan Bupati Poso dalam rangka menciptakan suasana kondusif agar memberikan ketenangan dan kewaspadaan terhadap masyarakat.
(dmi/ayp)