Sepak terjang Novel mengusut kasus korupsi membuat ia menjadi sasaran serangan balik koruptor dan pihak berkepentingan lainnya. Kedua matanya pun kini rusak usai disiram air keras. Diduga hal itu terjadi berkaitan dengan penanganan salah satu kasus megakorupsi.
Ia mengungkapkan sudah teramat sering menerima serangan, ancaman ataupun teror terkait dengan pekerjaannya.
"Serangan berkali-kali, bukan hanya air keras saja, tapi saya sudah pernah ditabrak setidak-tidaknya dua kali, saya pernah 'dikuntit', terus diancam dibunuh," ujar Novel beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama di KPK, Novel diketahui pernah mengusut kasus korupsi yang melibatkan Bupati Buol Amran Batalipu, kasus pengadaan KTP-elektronik (e-KTP), kasus eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi Abdurrachman, dan lain sebagainya.
"Saya pernah ada satu kasus yang terkait dengan orang yang selama ini disebut mafialah. Itu ancamannya ancaman pembunuhan. Kemudian saya diancam dikriminalisasi dan itu terkait dengan salah seorang petinggi Polri," katanya.
![]() |
Ambarita Damanik yang beberapa kali muncul di media bersamaan dengan Novel Baswedan juga termasuk yang sering memegang kasus besar. Bersama Novel, ia turut menangani kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP dan izin ekspor benur.
Ia ambil bagian ke dalam tim yang menangkap Edhy Prabowo dan mantan Ketua DPR Setya Novanto.
Damanik, yang sempat terpilih menjadi perwira di Satgas Antibom--cikal bakal Densus 88--ini juga pernah menangani kasus korupsi kakap lainnya seperti Bank Century dan kasus taipan Samin Tan.
Nama ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999 dan bergabung dengan KPK pada 2007. Budi Agung, merupakan Kasatgas dalam penyidikan kasus rekening gendut yang menyeret Budi Gunawan sebagai tersangka.
Terungkapnya kasus ini diketahui sempat membuat heboh publik lantaran saat itu Budi Gunawan tengah dicalonkan menjadi Kapolri. Namun, kasus terhenti setelah Budi Gunawan memenangkan praperadilan atas KPK.
Tak hanya itu, Budi Agung juga terlibat ke dalam tim yang mengusut kasus suap reklamasi Teluk Jakarta tahun 2016.
Ia juga pernah menangani kasus korupsi terkait dengan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Kementerian ESDM tahun 2013 yang menyeret eks Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana.
Nama ini belakangan menjadi perbincangan hangat publik karena turut dinonaktifkan Firli Bahuri Cs. Nenggo, sapaan akrabnya, merupakan Kasatgas yang memimpin penanganan kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang menyeret mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.
Namun, kini ia tak bisa lagi melanjutkan pengusutan kasus dugaan korupsi tersebut karena terpaksa harus menyerahkan tugas dan tanggung jawab ke atasan lantaran disebut tak lolos TWK.
Perkara ini masih terus bergulir di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. KPK mengumumkan tengah membuka penyelidikan baru terkait kasus ini. Ketua Komisi III DPR, Herman Hery, telah dimintai keterangan pada Jumat, 30 April 2021.
Nenggo juga pernah menjadi penyidik yang menangani kasus korupsi terkait simulator SIM yang menjerat eks Kakorlantas Djoko Susilo. Ia menyatakan tensi antara KPK dan Polri menjadi tinggi karena pengungkapan kasus ini. Seiring waktu berjalan setelah peristiwa itu, ia melepas seragam Polri dan masuk menjadi pegawai tetap di KPK. Keputusannya itu mendapat dukungan dari keluarga.