Bantu Pemakaman Jenazah Covid-19, 5 Warga Bantul Positif

CNN Indonesia
Jumat, 04 Jun 2021 17:28 WIB
Lima warga Bantul, DIY terpapar covid-19 usai membantu proses pemakaman jenazah warga yang terinfeksi covid-19.
Ilustrasi. 5 warga positif usai membantu pemakaman jenazah covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Lima orang warga Kampung Mayongan, Cagunan, Trimurti, Srandakan, Bantul, DIY dinyatakan positif terpapar virus Corona usai sempat membantu prosesi pemakaman jenazah seorang pasien Covid-19 dengan tanpa menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Bersamaan dengan itu, masih ada 20 orang lagi yang masih menanti hasil pemeriksaan tes polymerase chain reaction (PCR). Puluhan orang ini sebelumnya juga terlibat dalam proses pemakaman lantaran tak mengetahui status jenazah terkonfirmasi Covid-19.

Ketua RT 114, Fajar Zainuddin mengatakan, peristiwa bermula ketika anggota keluarga pasien tak terbuka mengenai penyebab kematian almarhum. Pasien itu sendiri meninggal dunia pada 23 Mei 2021 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Almarhum terkonfirmasi Covid-19 lima hari setelah dinyatakan meninggal dunia," kata Fajar di Mayongan, Jumat (4/6).

Fajar melanjutkan, meski hasil swab PCR belum dirilis saat pasien meninggal, namun dari pihak RSUP Dr Sardjito yang sempat menangani telah menjelaskan jika jenazah tersebut berstatus suspek Covid-19.

"Namun, pihak keluarga tidak terima karena belum keluar hasilnya. Lalu tetap membawa pulang ke rumah dan berinisiatif menggunakan ambulans sendiri," terangnya.

Kata Fajar, saat dimintai keterangan olehnya, pihak keluarga tidak berterus terang kepadanya maupun para tetangga terkait penyebab kematian pasien. Maka dari itu diputuskan bahwa pemakaman dilakukan tanpa menyesuaikan prokes, Senin (24/6).

Fajar mengungkap, bahwa setelah diantar dari rumah sakit jenazah dimandikan dan dikuburkan seperti biasa. Tak dimasukkan ke peti namun tetap terbungkus plastik.

Fajar menyebut ia dan para warga baru mengetahui status jenazah saat hasil PCR keluar 28 Mei 2021. "Jadi, jika ada berita kami menolak pemakaman dengan prokes itu tidak benar," tegasnya.

Tes PCR ini sendiri, menurut Fajar, menyasar total 28 orang yang sempat terlibat dalam prosesi memandikan dan memakamkan jenazah. Pemeriksaan telah dilaksanakan sebanyak empat gelombang.

"Gelombang pertama itu ada delapan orang yang sudah di swab PCR. Lalu gelombang dua ada satu orang, selanjutnya gelombang ketiga ada enam orang. Sedangkan gelombang empat yang terakhir ini ada 13 orang. Semua sudah menjalani swab," ujar dia.

Sementara, Kepala Puskesmas Srandakan Budi Setyowati menyebut dari serangkaian gelombang pemeriksaan ini telah didapati sebanyak lima orang dengan status terkonfirmasi Covid-19. Mereka adalah sebagian dari peserta tes gelombang pertama.

"Dari hasil swab yang sudah muncul hasilnya pada gelombang pertama. Lima diantaranya positif dan tiga sisanya negatif. Warga yang positif sudah dikarantina," ujarnya di Mayongan.

Peristiwa di Mayongan ini hampir mirip kejadian di Dusun Lopati, Trimurti, Srandakan, Bantul. Di mana pada tanggal 1 Juni 2021 kemarin ada juga jenazah seorang pasien Covid-19 yang dimakamkan tanpa prokes.

Hanya saja, saat itu peristiwa diduga akibat provokasi salah seorang warga yang meminta jenazah dimakamkan secara adat dan sesuai syariat Islam. Buntut dari kejadian ini, 25 orang akan menjalani tes PCR, Sabtu (5/6) besok.

(kum/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER