PBNU Usul Sekolah Tatap Muka Hanya di Zona Kuning-Hijau Covid
Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif PBNU, Arifin Junaidi mengusulkan sekolah tatap muka Juli mendatang digelar di daerah zona kuning dan hijau penyebaran virus corona (Covid-19).
Zona kuning dan hijau merupakan daerah yang berisiko rendah terhadap penularan covid-19.
"Sejak pembukaan tahun ajaran 2020/2021 LP Ma'arif NU PBNU sudah mengusulkan agar dibuka Pembelajaran Tatap Muka, dengan syarat antara lain sekolah tersebut berada di zona hijau dan kuning," kata Arifin kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/6).
Selain itu, Arifin juga menyarankan agar pembelajaran tatap muka tetap dilaksanakan dengan pembatasan 50 persen dari kapasitas kelas. Pembelajaran juga bisa dilaksanakan dengan cara bergantian atau shifting untuk 50 persen murid.
"Selebihnya tetap pembelajaran jarak jauh," kata dia.
Arifin turut mengusulkan pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan di sekolah yang seluruh tenaga didik kependidikan telah divaksin. Meski demikian, sekolah tetap wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Ia sendiri mendukung digelarnya pembelajaran tatap muka di sekolah. Pasalnya. Pembelajaran jarak jauh selama ini tak efektif untuk dijalankan dalam proses pendidikan.
Menurutnya, pembelajaran jarak jauh tak bisa berlangsung dengan baik. Salah satu kelemahannya terletak pada ranah psikomotorik.
"Banyak SMK yang tak dapat melaksanakan praktikum. Lebih dari itu dalam ranah afektif PJJ tak dapat mewujudkan tujuan pendidikan. TIK tak dapat menggantikan guru, lebih-lebih untuk pengembangan afeksi," kata dia.
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim sebelumnya ingin membuka sekolah dengan skema tatap muka pada Juli tahun ini. Kebijakan tersebut diambil di saat kasus Covid-19 justru sedang melonjak pascalibur Lebaran.
Nadiem menyatakan tidak ada tawar menawar demi pendidikan. Nadiem beralasan masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia.
(rzr/psp)