Anggota Gerakan Rakyat Antikorupsi (Gertak) Kalimantan Barat mendapat sejumlah gangguan saat menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi film 'KPK End Game', Sabtu (5/6) lalu.
"Satu di antara lima anggota Gertak Kalbar pada saat mengikuti aksi mimbar bebas mengalami food bombing melalui layanan aplikasi, yang sebenarnya sudah tidak dia pakai sejak 2020," tulis Jaringan Masyarakat Sipil Nasional dalam keterangan tertulis, Senin (7/6).
Jaringan koalisi ini terdiri Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), KontraS, Lokataru, SafeNet, WatchDoc, AJI, WALHI, ICW, Jatam, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman, hingga SADAP Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Gebrak tersebut mengalami kerugian hingga ratusan ribu rupiah karena terpaksa membayar empat pesanan yang datang ke alamatnya secara berturut-turut. Peretas juga memesan angkutan aplikasi daring untuk kemudian dibatalkan pengemudi.
"Dia mengalami robocall, puluhan nomor tak dikenal terus menerus bergantian meneleponnya," demikian pernyataan koalisi.
Selain itu, moderator diskusi 'KPK End Game' juga mendeteksi upaya peretasan. Ia mendapat permintaan one time password (OTP) melalui pesan singkat dan telepon beberapa kali.
Sebagai informasi, pesan seperti itu biasanya menandakan indikasi upaya pengambilalihan akun.
"Bahkan dua pemantik diskusi-satu di antaranya adalah anggota Gertak Kalbar dan satu dosen IAIN Pontianak- terus menerus mendapati robocall mulai sebelum, saat, hingga setelah nobar film. Orangtua satu di antara dua pemantik mendapat bombing promo melalui smartphone," tulis koalisi.
Bukan hanya secara daring, mereka juga mengaku mendapat indimitasi secara langsung dari orang tak dikenal yang menanyakan terkait keikutsertaannya dalam aksi Kamisan.
Kumpulan kelompok masyarakat sipil ini menyatakan berbagai upaya tersebut untuk menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan pada masyarakat sipil yang juga merupakan pegiat antikorupsi.
"Berbagai kalangan hendaknya bersama-sama mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi," demikian pernyataan koalisi.
Sebelumnya, pendiri WatchDoc sekaligus sutradara 'KPK End Game', Dandhy Dwi Laksono mengatakan akun Instagram WatchDoc dan akun Twitter KPK End Game diduga diretas kemarin.
"Akun IG Watchdoc diretas. Bersamaan dengan akun Twitter @KPK_EndGame yang kini telah berhasil dipulihkan," ujar Dandhy dalam cuitannya pada akun @Dandhy_Laksono, Minggu (6/6).
Dandhy menyebut film dokumenter tersebut sudah ditonton oleh 712 penyelenggara di sejumlah daerah. Sebagian besar nobar digelar di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Malang, Pontianak, Makassar, hingga Palu.
(mjo/fra)