Menkes Klaim Kondisi Nakes Covid di Kudus Baik Imbas Vaksin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim kondisi kesehatan ratusan tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang terpapar virus corona (Covid-19) tidak menunjukkan perburukan gejala lantaran dinilai efek dari pemberian vaksin.
Budi juga menambahkan bahwa salah dokter lansia berusia 70 tahun yang terpapar covid-19 di Kudus juga tidak menunjukkan perburukan gejala. Atas dasar temuan-temuan tersebut, ia meyakini pemberian vaksin Covid-19 memiliki respons cukup baik bagi tubuh melawan virus corona.
"Alhamdulillah di Kudus ada sekitar 300-an lebih nakes terpapar Covid-19. Karena sudah divaksin semua, Alhamdulillah kondisi mereka masih baik," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6).
Mantan wakil menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu juga mengatakan Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan secara khusus sebanyak 50 ribu dosis vaksin Covid-19 untuk dibawa ke Kudus guna mencegah penularan virus secara masif.
Upaya itu dilakukan, mengingat Kudus dalam beberapa pekan terakhir mengalami lonjakan kasus covid-19, yang kemudian mengakibatkan tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) rawat inap Rumah Sakit rujukan pasien terpapar virus corona di Kudus penuh.
"Di sisi hulu, khusus Kudus kita sudah drop 50 ribu dosis vaksin khusus supaya bisa segera disuntikkan," kata Budi Gunadi.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus sebelumnya mencatat ada 358 orang tenaga kesehatan yang positif covid-19 per 4 Juni. Sementara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat ada peningkatan kasus hingga 30 kali lipat dalam sepekan di Kudus.
Tingkat keterisian rumah sakit yang tinggi di Kudus membuat pasien kemudian dirujuk ke Kota Semarang, Jawa Tengah.
Bantuan Dokter untuk Kudus dari Solo
Sementara itu, terkait penanganan ledakan Covid-19 di Kudus, pihak RSUD dr Moewardi, Solo mengirim tenaga kesehatan (nakes) ke kota kretek tersebut.
"Kita kirim 10 orang ke Kudus. Sudah berangkat ke sana semua," kata Direktur RSUD dr Moewardi, Cahyono Hadi, Senin.
Sepuluh orang tersebut, terang Cahyo, merupakan dokter spesialis paru dan spesialis penyakit dalam. Pengiriman nakes dilakukan atas permintaan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah.
"Kita sebagai bagian dari Pemprov harus membantu teman kita di Kudus saat ada musibah," katanya.
Sampai saat ini pasien dari Kudus masih dirujuk ke Semarang. Namun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan limpahan pasien akan dirujuk ke RSUD dr Moewardi, jika kapasitas rumah sakit di Semarang sudah penuh.
Menanggapi hal itu, Cahyo mengaku siap menerima kiriman pasien dari Kudus. Saat ini, terangnya, bed occupation rate (BOR) di RSUD dr Moewardi masih di angka 50 persen. Pihaknya siap meningkatkan kapasitas ruang isolasi jika dibutuhkan.
"Kita tetap siap-siap melakukan penambahan sekitar 190-200 bed. Tapi saat ini kita masih ada 50 persen yang kosong," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan pihaknya belum menerima permintaan bantuan nakes dari Provinsi untuk membantu Kabupaten Kudus.
"Mungkin Solo diminta tapi langsung ke rumah sakit milik provinsi. Bisa RSUD dr Moewardi, bisa Rumah Sakit Jiwa Daerah. Tapi kalau ke kita nggak ada," katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sendiri mengelola dua rumah sakit yaitu RSUD Bung Karno dan RSUD Ngipang. Wanita yang akrab disapa Ning itu mengatakan rumah dua rumah sakit tersebut saat ini masih kekurangan tenaga kesehatan. Pasalnya, RSUD Bung Karno baru dibuka beberapa bulan menjelang Pandemi Covid-19.
"Kita sendiri masih kekurangan dokter di rumah sakit. Kalau diminta membantu ke Kudus kan mestinya dari rumah sakit karena tenaga medis di puskesmas belum biasa perawatan pasien isolasi," katanya.