Pemerintah Buka Opsi Vaksinasi Covid-19 untuk Remaja

CNN Indonesia
Selasa, 08 Jun 2021 17:44 WIB
Pemerintah menjajaki kemungkinan memulai vaksinasi terhadap anak hingga remaja 18 tahun. China sudah terlebih dulu melakukan vaksinasi terhadap anak.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro. (Foto: Kris - Biro Setpres)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah membuka peluang agar vaksin virus corona (Covid-19) dapat disuntikkan juga kepada remaja. Namun demikian, pemerintah masih menunggu hasil uji klinis sejumlah negara produsen vaksin untuk penggunaan vaksin Covid-19 di bawah usia 18 tahun.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyebut sejauh ini sudah ada beberapa penyuplai vaksin Covid-19 Indonesia yang sudah melakukan serangkaian uji klinis, seperti produsen asal perusahaan China, Sinovac.

"[Seharusnya demikian ya, tapi kita masih menunggu update dari vaksin yang tersedia untuk usia tersebut," kata Reisa, saat menjawab pertanyaan soal kemungkinan vaksinasi untuk remaja, dalam unggahan Live Instagram @radiokesehatan dikutip Selasa, (8/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, katanya, China telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 pada kelompok usia 3-17 tahun. Namun, ia menegaskan, hingga saat ini program vaksinasi nasional masih menyasar warga Indonesia usia 18 tahun ke atas.

Reisa berkata pemerintah masih menunggu arahan dari badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait penggunaan vaksin pada anak.

"Dan nanti kalau memang berjalan baik sesuai harapan, Indonesia mulai bisa nih melakukan vaksinasi kepada anak-anak sampai remaja," imbuhnya.

Lebih lanjut, Reisa sekaligus meminta agar sasaran vaksinasi pada warga lanjut usia (lansia) digenjot terlebih dahulu, sebab lansia memiliki tingkat kerentanan yang cukup tinggi akan infeksi virus corona.

Selain itu, dengan vaksinasi pada lansia maka kelompok usia yang tidak menjadi prioritas vaksin seperti remaja di bawah usia 18 tahun dapat memiliki proteksi dari lingkungan sekitarnya yang sudah menerima vaksin.

"Yang terpenting, orang tua yang belum divaksin harus divaksin. Karena yang remaja belum, jadi orang-orang sekitarnya yang memberikan perlindungan lewat vaksinasi," pungkasnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menyebut pihaknya saat ini masih menunggu hasil kajian lengkap uji klinis vaksin Sinovac pada usia 3-17 tahun. Setelah hasil kajian rampung, pihaknya juga akan mengevaluasi kembali untuk kemudian mengeluarkan revisi izin penggunaan darurat (EUA).

Penny menyebut dalam proses penelitian, pihaknya akan dibantu beberapa ahli termasuk salah satunya Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

"Jadi Biofarma mendaftarkan ke BPOM untuk merevisi EUA sebelumnya dengan variasi subjek pemberian yang ditambahkan untuk anak-anak. BPOM akan melibatkan Ekspert evaluasi obat dan vaksin, termasuk di dalamnya ITAGI. Jika semua sudah sesuai, kami revisi EUA yang sudah ada dengan penambahan umur untuk anak-anak," kata Penny melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/6).

Namun demikian, Penny menegaskan bahwa uji klinis tak harus dilakukan di Indonesia seperti pada uji klinis III vaksin Sinovac pada usia 18-59 tahun. Ia menyebut data-data akan dievaluasi dari hasil uji klinis di negara produsen vaksin.

"Tidak perlu lagi uji klinik di Indonesia, tinggal gunakan data hasil UK yang ada," ujarnya.

China sebelumnya telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac pada anak atau remaja di kelompok usia 3-17 tahun. Dilansir Reuters, hasil awal dari uji klinis Fase I dan II menunjukkan vaksin Sinovac dapat memicu respons imun peserta uji berusia tiga hingga 17 tahun dan sebagian besar reaksinya bersifat ringan.

Pimpinan Sinovac Biotech Ltd. Yin Weidong mengatakan waktu dan mekanisme penyuntikan vaksin Sinovac kepada kelompok masyarakat di usia 3-17 tahun akan tergantung pada strategi kementerian kesehatan China.

Namun, Yin juga menyatakan anak di bawah umur memiliki prioritas lebih rendah untuk vaksinasi Covid-19 dibandingkan orang tua yang berisiko gejala lebih parah dan tinggi setelah terinfeksi.

(khr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER