Ratusan Siswa SMK 47 Jaksel Belajar Tatap Muka 4 Jam
Sebanyak 108 siswa SMK Negeri 47 Jakarta, Pasar Minggu, Jakarta Selatan mulai mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) pada hari ini, Rabu (9/6). Masa pembelajaran berlangsung selama empat jam diiringi dengan protokol kesehatan pencegahan virus corona.
Kepala sekolah SMK Negeri 47 Suswati mengatakan jumlah siswa yang mengikuti PTM pada hari pertama ini semestinya 143 anak. Namun, siswa lainnya sedang sakit sehingga tidak diperkenankan mengikuti PTM.
"Yang seharusnya hadir kan 122. Namun yang diizinkan 108," kata Suswati saat ditemui awak media di lobi SMK Negeri 47, Rabu (8/6).
Baca juga:Was-was Orang Tua Jelang Sekolah Dibuka |
Adapun 108 siswa itu terdiri dari jenjang kelas X dan XI. Masing-masing kelas terbagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok A, B, dan C. Kelompok C dari kelas jurusan multi media melakukan pembelajarannya di dalam ruang laboratorium.
"Hari ini dan tanggal 9 dan tanggal 11 Juni 2021 tiap kelas itu hanya 12 siswa," jelas Suswati.
Menurut Suswati, sebelumnya pihak sekolah telah melakukan dialog dengan wali murid mengenai PTM ini. Mayoritas dari mereka mendukung pembelajaran langsung di kelas.
Namun, terdapat 21 wali murid yang belum mengizinkan anak mereka mengikuti PTM. Sebab, rumah mereka berada di kawasan zona merah.
"Ada bagian-bagian yang zonasi merah, kemungkinan masih ada rasa khawatir," ujar Suswati.
Selama PTM, siswa tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah. Mereka juga tidak diizinkan membeli makanan dari luar. Kantin sekolah ditutup. Oleh karena itu, mereka mesti membawa bekal dari rumah masing-masing.
"Termasuk bapak ibu gurunya boleh makan di kelas bersama anak-anak," jelasnya.
Pembelajaran PTM sendiri dilakukan selama 4 jam, dimulai sejak pukul 07.00 pagi. Para murid akan mendapatkan arahan dari guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas terlebih dahulu dan baru memulai pembelajaran pada pukul 07.45 WIB.
Menurut Suswati, karena waktu yang singkat, guru hanya memberikan materi yang esensial atau yang bersifat praktik.
"Pembelajarannya adalah yang sifatnya praktik atau esensial, karena memang kita SMK," terang Suswati.
Sementara, untuk datang dan pulang dari sekolah, kata Suswati,para siswa seharusnya diantar oleh orang tuanya. Namun, beberapa orang tua tidak bisa mengantar anaknya karena tidak memiliki kendaraan atau alasan lain. Berkaitan dengan hal ini, Suswati mengatakan pihak sekolah membuat data siswa yang dijemput dan pulang sendiri.
"Pada saat pulang yang sudah dijemput kita keluarkan dulu. Langsung pulang. Siapa jalan kaki langsung keluar, enggak ada berkerumun di depan," jelasnya
SMK Negeri 47 merupakan salah satu sekolah yang lolos asesmen penyelenggaraan PTM dari 143 sekolah dari berbagai jenjang di DKI Jakarta.
Sekolah ini telah mengajukan asesmen pada April dan dinyatakan lolos pada 16 Mei. Pihak sekolah lantas melakukan simulasi dengan orang tua, guru, wali murid, dan siswa.
"Untuk guru dan karyawan kita sudah divaksin. Kita juga menyampaikan kepada teman-teman guru dan karyawan jika kurang sehat tidak kita perkenankan untuk hadir ke sekolah. Yang jelas kita juga prokesnya harus ketat," ujarnya.
Suswati mengatakan PTM akan dihentikan jika terdapat siswa atau tenaga pendidik yang terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan sekolah.
Penghentian berlangsung selama tiga hari dan dilakukan penyemprotan disinfektan. Pihak sekolah juga tekah bekerja sama dengan PMI dan Puskesmas setempat untuk melakukan pelacakan.
"Jika ada anak seperti itu, jika ketahuan, sekolah kita udah kerja sama PMI dan Puskesmas mereka sudah siap antisipasi," ujarnya.
(iam/bmw)