PGRI Klaim Mayoritas Guru-Orang Tua Ingin Sekolah Dibuka

CNN Indonesia
Selasa, 08 Jun 2021 15:21 WIB
PGRI meminta pemerinta mencari jalan keluar terkait pembelajaran tatap muka di sekolah saat pandemi virus corona belum mereda.
Berdasarkan survei PGRI, mayoritas guru dan orang tua siswa ingin sekolah segara dibuka. Ilustrasi (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyatakan 78 persen guru dan 75 persen orang tua ingin sekolah segera dibuka alias ingin pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah digelar.

"PGRI buat survei kepada teman-teman guru. 78 persen guru ingin segera tatap muka (sekolah dibuka), 20 persen guru tidak ingin tatap muka, sisanya tidak tahu," kata Wakil Sekretaris Jenderal PB PGRI Dudung Abdul Qodir, dikutip dari Youtube Vox Populi Institute Indonesia, Selasa (8/6).

Dudung tak menyebut berapa jumlah guru yang mengikuti survei tersebut. Namun ia meyakini hasil survei tersebut dapat menggambarkan perbedaan pendapat guru terkait rencana pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain guru, kata Dudung, survei juga dilakukan terhadap 30 ribu orang tua siswa. Dari survei tersebut, 75 persen orang tua mengaku ingin pembelajaran tatap muka dilakukan, 15 persen ingin pembelajaran tetap daring, dan sisanya tidak tahu.

Dia menilai pemerintah harus mencarikan jalan keluar. Meskipun persentase yang menginginkan belajar daring lebih kecil, ia menyebut masih ada penolakan pembukaan sekolah.

Ia pun meminta pemerintah membuka ruang dialog dengan semua pihak terkait untuk mencari solusi pembelajaran yang paling efektif di tengah pandemi.

"Mas Nadiem ini juga sebenarnya tidak perlu [memaksakan] dengan kaliber menteri. Harusnya ajak ngobrol dulu, gimana cara menghadapi tahun ajaran baru. Jangan tiba-tiba menyampaikan info ke publik bahwa kita harus tatap muka tahun ajaran baru," ujarnya.

Dudung menyoroti data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang mendapati masih ada sekolah yang belum siap memenuhi daftar periksa protokol kesehatan untuk membuka kegiatan belajar tatap muka.

Menurutnya, pemerintah memiliki peran besar untuk mencari duduk perkara dan alasan ketidaksiapan sekolah menerapkan protokol kesehatan. Ia juga ingin pemerintah mencari solusi agar PTM bisa berjalan efektif dan aman.

Lebih lanjut, Dudung menyinggung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang sudah berjalan setahun lebih dan tanpa evaluasi dari pemeritah. Dudung tak ingin pengalaman serupa terulang dalam penerapan belajar tatap muka.

"Jangan berteriak hanya harus belajar tatap muka, tapi tidak disiapkan bagaimana belajar tatap muka yang efisien," ujarnya.

Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim menegaskan seluruh sekolah wajib dibuka setelah vaksinasi guru dan tenaga kependidikan rampung. Ia mengatakan tak ada tawar menawar terkait pendidikan.

Namun, sejumlah pihak, mulai lai dari organisasi guru, orang tua, hingga epidemiologi mengkritik keinginan Nadiem tersebut lantaran vaksinasi terhadap guru belum memenuhi target hingga hari ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun tak merekomendasikan sekolah dibuka dimulai Juli 2021.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meminta pembukaan sekolah dilakukan sangat hati-hati agar tak terjadi klaster penularan virus corona. Ia ingin dilakukan pembatasan, seperti kegiatan belajar hanya 2 hari seminggu dan berlangsung 2 jam sehari.

Klaster sekolah pun mulai muncul. Misalnya, SMAN 4 Pekalongan, Jawa Tengah, dan SMA 1 Padang Panjang, Sumatra Barat.

(fey/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER