Epidemiolog Ungkap Potensi Klaster McDonald's Imbas BTS Meal

Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman khawatir antrean pengemudi ojek online yang memesan kudapan BTS Meal di restoran cepat saji McDonald's menjadi klaster penularan Covid-19.

Ia mengatakan pelanggaran jaga jarak terjadi serempak di sejumlah gerai McDonald's. Selain itu, banyak pengemudi ojol yang tidak mengenakan masker saat mengantre.

"Bisa jadi klaster. Yang jelas, ini menjadi sumber penularan, apalagi banyak yang enggak pakai masker," kata dia, kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/6).

Dicky mengkritik ketidaksigapan McDonald's mengantisipasi penumpukan antrean pembeli. Menurutnya, restoran cepat saji itu seharusnya bisa memprediksi antusias tinggi dari Army, para penggemar BTS.

Dia menyarankan McDonald's untuk membenahi mekanisme pemesanan jika hendak melanjutkan penjualan produk tersebut. Dicky menyebut pemesanan bisa dibatasi dalam kurun waktu tertentu.

"Pembatasan jumlah orang memesan dalam satu waktu. Misal, 30 menit berapa orang harus dibatasi," ujarnya.

Dicky juga mengkritik pemerintah yang hanya bersifat reaktif. Dia menilai antrean BTS Meal menjadi cerminan lemahnya upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Dia menyebut pelonggaran pembatasan, khususnya di sektor ekonomi, tak disertai pengawasan ketat. Selain itu, ia menyebut tak ada perkembangan signifikan dari penanganan pandemi di Indonesia meski sudah setahun berlalu.

"Ini yang berbahaya karena sekali lagi kita pada situasi yang sangat serius menghadapi akhir Juni dan awal Juli ini," ucap Dicky.

Kemarin kerumunan terjadi di sejumlah gerai restoran cepat saji McDonald's dipicu promo produk BTS Meal.

Produk itu berisi makanan dan minuman yang disajikan dalam kemasan khusus. Produk itu merupakan kerja sama McDonald's dengan grup musik asal Korea Selatan, BTS.

Satgas Penanganan Covid-19 di sejumlah daerah turun tangan merespons kerumunan. Sejumlah gerai McDonald's disegel dan dijatuhi denda puluhan juta rupiah usai kejadian tersebut.